8

7.4K 262 14
                                    

August 2013

Bakso Nano-Nano 8 by: yanz

Kilas balik : di part sebelumnya Nathan nyaris memperkosa dendy tanpa perasaan, namun hal itu membuatnya merasa bersalah. Saat pikirannya kacau, berusaha mengalihkan perhatian dengan Munif, justru terjadi sweet moment yang membuat Nathan gelisah dan gugup. So..
Enjoy

-Nathan POV-

Sore itu, setelah bermain dengan Munif aku pergi ke taman tengah kota yang biasa digunakan anak muda buat JJS itu. Aku cukup tersipu akan kejadian di rumah Munif kemarin, kelakuannya itu.. Benar-benar membuatku berdebar. Sifat hangatnya membuatku gemas selalu ingin bermanja.. Aku sempat berpikir jika dia akan menciumku, tapi ternyata aku salah.. Apa dia merasakan apa yang aku rasakan? Atau dia sama bingungnya dengan aku? Ah.. Kenapa aku kepikiran itu terus sih.. Gak hanya Munif, Dendy juga. Niatnya mau nenangin diri bersama Munif, malah bikin tambah kepikiran.. Damn, mereka berdua sukses mengacak-acak hatiku.

Lalu, Aku bersepeda untuk merenggangkan ototku, dan sekarang aku berbaring di depan danau kecil, di tanah yang miring seperti bukit, aku berbaring di tahan yang penuh dengan rumput hijau. Sedangkan sepedaku kutaruh di atas. Aku sedikit merasa bersalah sudah melecehkan Dendy waktu itu, dan saat itu juga jadi pertemuan terakhirku dengannya. Sudah seminggu Dendy tak pernah menampakan dirinya di hadapanku, dia bahkan bolos sekolah. Apa sekarang dia menyerah? Haaah.. Ini membuatku merasa bersalah.. Dia pasti tertekan sampai-sampai dia meninggalkan sekolahnya. Gila!!! Ini membuatku gak enak hati... Aku gelisah, jadi selalu kepikiran dia. Umm memikirkan dia? Ga-gak.. Aku hanya merasa bersalah, dan itu normal. Aku merasa jadi pemeran antagonis di suatu sinetron yang hobinya membully. Aku memang keterlaluan. kutatap danau dengan mata nanar, sesekali kusembunyikan kepalaku di balik lutut. Haah.. Aku bernafas panjang, benar-benar menyesakkan.

Aku bangkit dan melempar batu ke danau, "DENDY! GUE MINTA MAAF!!" teriakkanku menggema, danau ini memang salah satu keunikannya yaitu bisa menggema jika berteriak.

"Serius kau minta maaf denganku?" ucap seseorang di atas.

Tepat di balik pohon sedang menyunggingkan senyuman. Mataku melotot, ah.. Dia datang, ini mimpi kan? Hmm kenapa aku harus memberikan ekspresi selebay ini? Aku berdehem dan memasang wajah sok cool. Aku mendaki perlahan tanah miring itu dan berdiri tepat di depan Dendy. Aku menggaruk kepala tanda canggung.

"Duduk yuk.." Dendy menarik tanganku untuk duduk ke bangku panjang yang tak jauh dari sepedaku, kursi di pinggir jalan.

Jalan yang biasanya dilewati para pesepeda or pejalan kaki. Kursi yang teduh karena berada tepat di bawah pohon yang rindang. Aku dan Dendy hanya terdiam menatap hilir mudik orang-orang lewat, "Aku belum dengar, bisa kau ulangi teriakanmu tadi?" tantangnya.

Aku menatapnya sekilas, "Gue minta maaf..."

Dendy tersenyum manis dan memelukku dari samping, "Ok.. Tapi janji gak jahat lagi denganku dan.. Biarin aku selalu ada buat kamu?"

"Maruk lu!" cibirku sambil menarik pipi tembemnya.

Dia membulatkan mata kemudian menggigit jariku. "Aakhh.." pekikku.

"Ahahaha.. Dendy dilawan.."

Kami kembali terdiam dengan senyum-senyum salting, aku mungkin sedikit lega bisa kembali melihatnya dengan wajah ceria. "Oh ya.." desisnya sambil meraih tas ranselnya, dia mengeluarkan sebuah kotak bekal.

"Apaan tuh?" tanyaku penasaran.

Dendy membuka kotak itu dan terlihat sebuah nasi putih, disampingnya ada udang dan jengkol tumis, terlihat merah kecoklatan, sungguh mengundang selera.

Bakso NANO NANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang