CHAPTER 39

324 7 0
                                    

Upacara bendera ada suatu kegiatan yang paling di hindari oleh beberapa siswa siswi.

Sebenarnys lisa dan dava ingin bolos saja tapi mengingat kalau mereka wakil dan ketua osis jadi mereka menggagalkan rencananya.

"ada yang telat gak? "tanya dava.

"gak tau "ucap lisa.

"yaudah kalau gitu kamu periksa barisan, biar aku aja yang lihat kalau ada yang telat"lisa mengangguk lalu berjalan ke arah barisan.

"dasi lo kemana? "tanya lisa pada seorang adik kelasnya.

"eh lo lagi, lo pasti ngikutin gue ya? "tanya adik kelasnya itu.

"eh dodol gue ini wakil osis ,dan gue gak ngikutin lo tapi gue lagi meriksa barisan"adik kelasnya itu mengangguk.

"sekarang gue tanya dasi lo kemana? "adik kelasnya itu memasang tampang bingung.

"lo pengen apain dasi gue? "lisa menggeleng.

"intinya aja, lo itu punya dasi atau gak"adik kelasnya itu mengangguk.

"yaudah kalau punya pake"ucap lisa lagi.

"gak ah, gerah"lisa memandang adik kelasnya itu dengan tajam.

"lo pake sendiri atau gue yang pakein"ucap lisa dengan sinis.

"jangan sekarang kita masih sekolah, tunggu aku kerja baru deh kamu bisa masangin dasi aku"lisa terkekeh lalu menarik adik kelasnya yang keras kepala itu keluar dari barisan.

"modus banget sih, pake megang tangan gue segala"lisa langsung melepasnya dan menjewer kuping adik kelasnya itu.

"aduh kak lo itu pendek jadi gak usah sok sok mau narik kuping Gue"lisa mencibir karena tidak bisa menjewer kuping adik kelasnya itu.

"lo bisa milih sekarang, di hukum sama gue atau di hukum dengan ketua osis"adik kelasnya itu nampak berfikir.

"jangan mikir lama lama"bentak lisa yang membuat adik kelasnya itu terkekeh.

"gue gak pengen di hukum"ucap adik kelasnya itu.

Lisa makin kesal, lalu menarik tangan adik kelasnya itu lagi.

Lisa membawa adik kelasnya itu ke depan dava.

Dava menahan rasa sakitnya melihat lisa yang memegak tangan adik kelasnya itu.

"hukum bocah tengil ini"dava mengangguk tanpa menatap lisa.

"ngapain megang tangan dia? "tanya dava yang membuat lisa tersentak lalu melepaskan tangan adek kelasnya itu.

DearTuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang