9

374 45 0
                                    

Aku mengejar orang itu, dan orang itu segera berlari, masuk ke dalam gang yang semakin sempit dan semakin sempit.

Sang pemburu dan sang sopir kuperintahkan untuk menunggu di depan rumah itu, sedangkan aku terus berlari mengejar orang misterius yang mengenakan jubah hitam itu.

Ia terus berlari, berlari, dan terus berlari, hingga akhirnya terpojok pada gang yang buntu.

"Jangan berlari lagi!" teriakku, membuatnya berbalik dan melihatku secara langsung.

Wajahnya penuh darah, seolah darah itu dijadikan riasannya. Mulai dari lesung pipinya, kantung mata, hingga bagian pelipis wajahnya. Biarpun kepalanya tertutupi oleh hoodie jubah itu, tetap saja terlihat mengerikan.

Lelaki misterius itu tertawa terbahak-bahak. Ia berkomat-kamit, memberikanku bahasa yang tidak dapat kumengerti. Namun, pada akhirnya, ia berkata padaku.

"Old ones akan bangkit," katanya.

Old ones?

Aku berbalik. Orang yang lain, memakai jubah yang sama, lebih dari empat orang. Siapa mereka?

Mereka semakin mendekatiku, dan aku mundur.

Sialan, aku terkepung. Mundur pun hanya akan semakin mendekati gang buntu itu. Apa yang harus kulakukan?

Aku tak memiliki pilihan lagi. Aku terus mundur, hingga kurasakan tusukan pada perutku. Pisau menancap.

"Kau orang asing, darahmu tak suci di kota Arkham. Kau harus mati, tetapi hanya mati."

Aku tertunduk, berlutut. Perutku terasa sangat sakit Sungguh! Aku tergeletak, bersimbah darah. Aku ingin bersumpah, tetapi mulutku tak dapat berkata-kata.

Hingga akhirnya dapat kudengar suara letusan senjata api, merobohkan para pemakai jubah itu satu persatu.

Sang pemburu.

"SOPIR! KAU JEMPUT DOKTER ITU!" teriaknya sambil menggendongku yang tengah mengeluarkan darah dari perutku

Pindah ke halaman 14

[INTERACTIVE FICTION] Reign of CthulhuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang