41

166 25 0
                                    

"Tidak! Aku membutuhkan kalian untuk menghentikan kegilaan ini!" teriakku

"Aku tak dapat melindungi kalian semua!" si pemburu berteriak, tetapi aku tak peduli.

"Mereka akan menutup portal itu. Bunuh mereka!"

Portal!? Portal apa?

Aku menelisik ke buku itu, berusaha membacanya dengan fokus. Oh, astaga. Astaga!

Oh, sialan! Apa yang harus kulakukan!? Di tengah kerumunan para pemuja brengsek seperti ini, nampaknya hanya sang pemburu yang mengambil alih dan sangat berguna. Sekarang aku mengerti kenapa si penelepon itu memanggilnya.

Si pemburu dapat mengatasinya, biarpun para kultus ini terus berusaha meraih kami. Kami bertiga sendiri--aku, sang sopir dan si dokter itu--hanya menghindar seadanya, hingga tiba-tiba monster itu--yang terbangkitkan, Shudde M'ell--mengambil sang dokter dan membuatnya berteriak.

"Tolong!" teriaknya, berkali-kali. Namun, monster itu terlanjur membawanya.

Sang pemburu mengalihkan pistolnya, berusaha menembaki monster itu. Namun, pemandangan yang tak terduga terjadi. Monster itu tak terpengaruh. Tembusan peluru tampak tak berguna. Oh, astaga, apakah itu maksud dari satu-satunya jalan yang harus kami lakukan adalah menutup portal itu? Karena mereka tak dapat kami kalahkan?

Si pemburu terlalu lengah. Seorang kultus berhasil menusuknya ketika ia berusaha menyelamatkan dokter itu. Ia terperosok, jatuh, dan aku tak mendengar letusan senjata api darinya lagi. Sedangkan sang dokter, dibawa oleh sang monster itu, jatuh ke dalam bumi, menghilang di tengah teriakannya.

Oh, tidak.

Sekarang, orang-orang berjubah hitam itu siap menyerang kami.

"Kita lari! AYO!" sang pengemudi berteriak. Aku tak memiliki pilihan lain.

Aku berlari bersamanya.

[[lanjut->39]]

Pindah ke halaman 39

[INTERACTIVE FICTION] Reign of CthulhuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang