59

73 8 1
                                    

"ya, ya, ya, sungguh!" teriakku. "Aku meminta maaf karena aku benar-benar kaget."

Namun, lelaki itu menatapku tak percaya, "Benarkah?"

"Tentu."

"Ulurkan lenganmu!" teriaknya.

"Untuk apa?"

"ULURKAN!" teriaknya kembali, lebih keras, membuatku terpaksa mengulurkannya, mengikuti perintahnya.

Orang itu menggoreskan pisaunya pada telapak tanganku, membuat darah segar mengalir keluar darinya. Namun, aku tak merasakan apapun, begitu hanya rasa panas yang masih menjalar pada tubuhku.

Ia mengambil sedikit dari darahku, membuat goresan berbentuk heksagram di atas lingkaran yang tengah kupijak, kemudian membenamkan lenganku ke dalamnya.

Aku terkejut, sungguh. Lenganku tenggelam, padahal aku yakin benar bahwa aspal ini sangat keras.

Kemudian, ia mengeluarkannya kembali.

"Kau telah menjadi bagian dari kami. Sekali saja kau mengkhianati kembali kelompok ini, penderitaanmu tak akan pernah berakhir. Kau akan tetap hidup, tetapi kau akan berharap untuk mati," beritahunya.

Tidak mungkin.

Aku tidak ingin hidup seperti itu.

Jika Anda memilih untuk menyerangnya, pindah ke halaman 60

Jika Anda memilih untuk mengikuti aturannya, pindah ke halaman 61

[INTERACTIVE FICTION] Reign of CthulhuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang