62

126 16 0
                                    

"Kita harus langsung mengambil batu itu, sebelum monster itu menyadari keberadaan kita," kataku pada sang sopir.

Aku dan dia bergerak mendekati portal ketika Yig terlihat menyisir keadaan. Aku dan sang sopir berusaha mengendap-endap, mencoba agar tak terlihat, sebaik mungkin.

Namun, keadaan yang terjadi sungguh tak kami duga.

Yig berubah menjadi kepulan asap hitam. Tidak hanya itu, kepulan asap itu bergerak melayang, seolah memiliki navigasi.

Ia menyadari keberadaan kami.

"LARI!" teriakku pada sang sopir, membuat kami berlari. Tapi tetap, aku berusaha untuk mencari batu itu. Dan, ya, aku menemukannya.

Aku mengambilnya.

Namun, di saat itu juga aku menyadari bahwa kepulan asap hitam itu tengah menuju arahku.

"HATI-HATI!" sang sopir berteriak, mendekatiku, mendorongku menjauh dari kepulan asap itu. Aku hampir terjatuh, tetapi aku berusaha untuk menyeimbangkan diri.

Aku terus berlari.

Aku menengok ke belakang.

Oh, tidak. Tidak, tidak, tidak.

Kepulan asap itu menghujam tubuh sang sopir, menusuknya berulang kali. Sang sopir berteriak.

Oh, tidak tidak tidak.

Pindah ke halaman 64

[INTERACTIVE FICTION] Reign of CthulhuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang