47

96 10 0
                                    

Kami ikut bersujud, menyembah sesuatu yang bahkan bentuknya saja tak pernah kukenali. Namun, sang pemburu segera mengambil tindakan.

"Mereka sedang lengah, kita serang mereka," bisiknya padaku.

Benar.

Mereka tengah bersujud, aku dapat menendang kepala mereka hingga pingsan, dan tampaknya si dokter dan sopir itu pun dapat melakukannya. Si pemburu dapat menembaki mereka semua.

Kami menunggu waktu yang tepat.

Monster itu secara tiba-tiba menyerusup ke dalam tanah setelah beberapa lama.

tiga.

dua.

satu.

Kami melancarkan serangan, bersimbah darah, tetapi mereka semua mati tak kembali lagi. Kami berhasil.

Bagus.

Aku kembali masuk ke dalam rumah itu, menatap pemandangan yang tak pernah terbesit di dalam pikiranku.

Aku yakin benar monster itu menghancurkan rumah ini, tetapi semuanya terlihat terbalik seratus delapan puluh derajat. Rumah ini bersih, rapi, tanpa noda, bahkan mayat lelaki yang tadi tergeletak pun tidak ada.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Aku kembali mengambil buku itu, membacanya.

"Terdapat empat portal di empat kota. Satu untuk masing-masing. Old ones dapat kita tahan dengan menyatukan batu persembahan yang terpecah menjadi empat keping, terletak di samping portal," kataku, membacanya keras-keras. "Kita berempat. Kita bisa berpencar untuk mengambilnya."

"Tunggu dulu. Bukankah itu berbahaya?" sang dokter berkilah.

Memang, batinku.

"Kita tidak memiliki pilihan. Dikatakan, monster awal itu hanya membuka portal bagi monster-monster lain untuk masuk ke dunia ini. Dia tak melakukan kehancuran. Kita tidak tahu dengan monster yang lain."

"Tetap saja!"

Ugh. Sialan. Di satu sisi kita harus bertindak cepat, tetapi jika berpencar ... jaminan apa yang bisa kuberikan bahwa masing-masing dari kami akan kembali dengan selamat?


Jika Anda memilih untuk tetap bersama, pindah ke halaman 56

Jika Anda memilih untuk berpencar, pindah ke halaman 57

[INTERACTIVE FICTION] Reign of CthulhuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang