Chap 13 : Hello to our gift

3.8K 282 128
                                    

(sambil dengerin mulmed yaa)

Hamdan masuk ke dalam rumahnya dengan lunglai. Badannya terasa sakit semua,kepalanya berdenyut,kakinya lemas dan badannya panas.

Dia sudah tidak dalam keadaan baik kemarin saat keluar dari dengan emosi setelah bertengkar dengan istrinya. Setelah itu pikirannya benar-benar kacau, semua beban terasa tiba-tiba di jatuhkan ke atas kepalanya.Dia mencintai Humaira tapi ia tidak mau mengerti dirinya,ia memiliki tanggung jawab pada Kalila tapi Humaira membencinya.Sebenarnya apa yang harus ia lakukan ?!

Ia tidak pulang semalaman,takut jika dia pulang ia akan menyakiti Humaira lagi,emosinya sedang tidak stabil,dia sakit. Dan dia memilih bermalam di dalam mobil pribadinya yang ia parkir di kite beach. Sedikit menenangkan melihat langit gelap yang luas.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

( Hamdan POV )

"Dimana Humaira ?" tanyaku kepada seorang pelayan yang lewat sambil memijit pelipisku yang terasa berdenyut.

"Princess sudah pergi bersama Sheikha Mahdis shubuh tadi,Sheikh" kata pelayan itu dengan raut bingung.

Pergi ? pergi kemana ?

"Apakah mereka belum mengatakannya pada anda Sheikh ?"

Aku menggeleng.

"Ah maafkan saya,Sheikh. Saya pasti sudah merusak kejutan"

"Kejutan ?" tanyaku.

"Ya,mereka bilang pergi dari rumah ini untuk memberi kejutan pada anda. Anda pergilah ke ruang tengah terlebih dulu,itu pesan Princess"

Hamdan mengangguk kemudian bergegas ke tempat yang di tunjukan pelayan itu dengan kepalanya yang berdenyut.

Kriett.

Aku membelalak lebar.

Mereka menghias ruangan ini dengan sangat indah. Balon-balon berwarna biru muda,putih dan abu-abu mendominasi ruangan ini. Kertas-kertas berkilau bertebaran di atas karpet,dan pita-pita menghiasi langit-langit.

Aku memperhatikan setiap detail yang aku tahu pasti Humaira yang mendesignnya.terlihat jelas di mataku bayangannya memarahi pelayan-pelayan yang tidak bekerja sesuai keinginannya. Aku tersenyum kecil,Humaira si perfeksionis.

Sampai mataku menangkap sesuatu di ujung ruangan itu.Sebuah cake berwarna putih dan biru muda ada di sana dan diatasnya terdapat dua lilin yang yang sudah meleleh sempurna tidak berbentuk,tapi aku yakin itu adalah angka empat dan dua.

"ah,kenapa lilinnya sampai mencair seperti ini ?"

jangan-jangan mereka...menungguku sampai tengah malam ?

Tidak !

Aku segera menyicipi kue yang aku yakini pasti fruit cake buatan Humaira yang tentunya karena berbahan dasar buah pasti kue ini tidak akan tahan lama.

"cuih..cuih...ahh ini sudah kecut"

Aku terduduk lemas di samping kue yang masih terlihat cantik itu.Pasti mereka menunggu semalaman,mereka sudah menyiapkan semua ini untukku tapi aku malah tidak tahu apapun.

Aku mengusap wajahku kasar.Sudah berkali-kaki aku mendengus kesal merutuki diriku sendiri yang tidak pernah melakukan hal yang benar pada mereka. Aku sudah mencoba melakukan yang terbaik,tapi semuanya sia-sia.

Aku kembali melihat cake itu.Pasti Humaira membuatnya dengan sepenuh hati,memngingat aku dulu pernah membantunya dan sangat tidak suka aku mengganggunya.

Mrs.Hamdan Al MaktoumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang