Chap 12 : Fruit cake for Baba

3.6K 293 88
                                    

"aduh..baba"

"Ah..maafkan Mahdis.Percikan apinya terkena padamu ya ?" Hamdan segera mengelus kaki Mahdis yang terkena percikan bunga api dari kayu api unggun yang di gesernya.

Mahdis mengangguk santai dan kembali memanggang marshmellow nya.

Hamdan melakukan apapun Mahdis selalu memaafkannya.Ia sangat dekat dengan ayahnya itu.Begitu juga Hamdan, dia sangat menempel jika bersama putrinta itu.Mungkin ini tang dinamakan father-daughter love.

Kini keluarga kecil itu sedang mengadakan camping sederhana di taman belakang mereka yang luas. Cukup berada di luar rumah,ada tenda,ada api unggun dan marshmellow bukankah itu juga kemping ? tidak harus di hutan atau dipinggir danau bukan ?

"Apa tidak ada satupun marshmellow yang sudah kalian masak ?" Humaira keluar dari tendanya karena perutnya sudah tidak bisa di ajak kompromi.

"Tidak ada yang mulia calon ratu" jawab Hamdan dengan nada-nada seperti di film sejarah.

"Benar Her Royal Highness Princess Humaira ,sejak tadi marshmellow yang di bakar Sheikh Hamdan bin Mohammed Al Maktoum gosong semua, tidak layak makan" Mahdis ikut-ikutan cara bicara Hamdan.Kemudian mereka berhigh five ria di udara.

Humaira memicingkan matanya pada Hamdan.

"Kau yang menyuruhku tidak boleh memasak,jadi bertanggung jawablah karena sekarang aku lapar"

"Kali ini pasti berhasil" Hamdan membenarkan posisi duduknya dan wajahnya terlihat yakin dan serius.

Humaira mendengus pelan,dia sudah terlalu lapar untuk meladeni suami dan anaknya yang aneh itu,akhirnya dia memanggil pelayan.

"Ambilkan beberapa makanan kesini,aku lapar"

"Baik" Pelayan itu mengangguk patuh.

"Eh tunggu dulu" interupsi Hamdan menghentikan langkah pelayan itu.

"Apa-apan itu Humaira ? apa kamu kira aku tidak bisa memasak marshmellow ? kau meremehkanku .?" tanya Hamdan dramatis.

"Bukan begitu,hanya saja aku..."
Kemudian Ia menghembuskan nafas pasrah dan duduk diatas bongkahan kayu di samping Hamdan.

'...aku laparr !'

"Ya,lakukan sesukamu,yang mulia calon raja" kata Humaira dengan wajah malas dan bibirnya mengerucut kesal.

Hamdan terkekeh pelan,dia paling suka melihat majah cemberut istrinya ini,sangat lucu.Ia menunjuk bibir Humaira dengan jari telunjuknya.

"Ini maksudnya apa ? kode ?"

Humaira segera menepis tangan Hamdan yang berada di depan wajahnya.

"Jangan macam-macam Hamdan,ini tempat umum" Humaira memperingatkan suaminya yang kadang suka lupa tempat.

"Ya,lagian setiap aku melihatmu bawaannya khilaf" kata Hamdan dengan senyum anehnya.

Humaira memutar matanya malas, ia malah makin mengerucutkan bibirnya kesal. Itu yang di lakukan bila dia sedang kesal dan tidak di turuti kemauannya, kebiasaan sejak kecil. Kebiasaan yang di sukai Hamdan.

"Keras kepala" Hamdan menarik pelan dagu Humaira menghadapnya dan tanpa basa-basi melakukan sesuatu yang sejak tadi ingin di lakukannya dengan bibir lucu istrinya itu.

Untungnya Mahdis sibuk dengan Marshmellownya,tapi mata-mata beberapa pelayan wanita yang berjaga di malah membelalak lebar,sebenarnya otak mereka memerintahkan mereka untuk berpaling,tapi mata mereka menolak.

Bukankah melihat sepasang makhluk tuhan yang sedang di mabuk cinta mengekspresikan cinta mereka itu luar biasa ? apalagi Sheikh mereka yang super tampan dan manis juga jangan lupa dengan seifat lemah lembut dan romantisnya yang sudah masyhur itu sejak dulu menolak berdekatan dengan wanita sekarang tergila-gila pada istrinya sendiri.

Mrs.Hamdan Al MaktoumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang