"Welcome home" Smith membuka knop pintu besar berwarna abu-abu itu dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya menenteng tas perlengkapan Humaira yang di bawanya sepulang dari rumah sakit."This is not my home,sir" Humaira menatap aneh sekelilingnya,begitu juga Mahdis yang bergandengan tangan dengan ibunya.
Smith menganggukkan kepalanya mengerti.
"Rumah sementara,sampai kamu melahirkan.Anggap saja rumah dinas,kamu sudah melahirkan,kamu keluar dari sini"
"Apa ? kenapa bisa ?" Humaira sampai menaikkan nada bicaranya.Terkejut dan tidak mengerti dengan keputusan sepihak Smith.
Smith menghembuskan nafas panjang.
"Aku juga tidak tahu Sofia,ayahku yang menyuruhku melakukan ini"
Humaira terdiam.Sulaiman terlalu baik dan perhatian padanya.Saking baiknya dia,Humaira sampai takut status aslinya akan terbongkar dan diketahui oleh Smith terutama.
"Masuklah"
Smith menunduk dan menggendong Mahdis yang sebenarnya sudah tidak kecil lagi,tapi Smith menyukai waktu bersama dengan gadis kecil periang itu.
Humaira meletakkan tasnya di atas sebuah tempat tidur queen size berseprai putih abu-abu.Ia melihat sekelilingnya,semuanya sudah tertata rapi dan bersih.
"Mama ! lihatlah kamarku ! All about Unicorn and full pink !" Mahdis tiba-tiba muncul di pintu kamar Humaira dengan semangatnya.Humaira kemudian mengikuti putrinya itu menuju kamarnya yang ternyata ada di sebelah kamarnya.
Mahdis langsung berlari dan duduk di pangkuan Smith yang duduk diatas sebuah sofa kecil berwarna pink.
"Mama,I like it so muchh !!"
Mahdis terlihat sangat bahagia.Ia sangat senang dengan kamar barunya,wajahnya bersinar dan matanya membulat berbinar-binar.Ia sampai melompat-lompat di pangkuan Smith.
Humaira melihat sekeliling kamar Mahdis.Ini tidak sebanding dengan kamar Mahdis di istananya di Dubai,tapi di bandingkan dengan kamarnya di rumah barunya di Indonesia ? tentu ini sangat indah dan lucu.Kamar Mahdis di rumah yang ia yempati sesampainya di Indonesia juga indah,bercat merah muda dengan lukisan bunga-bunga di langit-langitnya.Tapi disini,di kamar rumah baru ini,pernak-pernik segala macam dan warna unicorn memenuni segala sudut di kamar ini.Bahkan ada juga sofa kecil di dalam kamar ini yang Humaira tidak tahu kenapa harus ada sofa di kamar anak kecil.
Tapi Mahdisnya terlihat begitu bahagia. Humaira kini mengerti perjuangan orang tua yang ingin membahagiankannya anaknya.Selama ini ia sama sekali tidak susah dalam memenuhi segala permintaan Mahdis,tapi sekarang ? Dia harus bekerja dulu dan itupun untuk semua kebutuhan hidup mereka,bukan hanya untuk membelikan Mahdis apa yang ia inginkan.
"Hey Hey kenapa kamu menangis ?"
Humaira tersentak dengan suara khawatir Smith yang menegurnya.
"Apa kamu tidak menyukai jika Anna aku belikan boneka dan pernak-pernik tokoh kartun favoritnya ?" Smith memindahkan Mahdis yang tercengang melihat ibunya meneteskan air mata untuk duduk di sofa sedangkan dia berdiri dan mendekati tempat Humaira berdiri.
"Maaf,aku tidak tahu jika kamu tidak suka aku membe..."
"Terima kasih"
Smith terdiam.Menatap wajah Humaira yang sedikit memerah karena terus meneteskan air matanya.Sudah dua kali ini dia melihat wajah lemah wanita yang ia kenal sebagai wanita pendiam dan cuek ini.
"Terima kasih banyak,sir" Humaira tersenyum tulus dari dalam hati setelah menghapus air matanya.
"Untuk apa ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs.Hamdan Al Maktoum
Romance"I'm his Queen. Only me, always me, forever me" - Humaira Al Hashimi. "No matter how much I have a queen, you're always the one...only one.Just trust me" - Hamdan Al Maktoum. Mereka adalah dua keping pecahan yang telah Allah satukan. Allah telah men...