Chap 20 : Better than none

3.6K 300 55
                                    

[ Dubai,UAE ]

"Masha Allah,Hamdan ! ini benar anakmu ? tampan sekali !" kagum Mahra melihat foto-foto yang di tunjukkan Hamdan.

"Tentu saja,lihatlah babanya dulu" sahut Sheikha sambil menyikut lengan Hamdan.
Hamdan tersenyum simpul mendengar pujian-pujian saudaranya.Ia senang saudari-saudarinya menyukai putranya.

"Andai orang itu mengirimkan lebih banyak foto" Mahra membuang nafas pelan setelah mengembalikan handphone Hamdan.

Sheikha menyadari guratan sedih dan putus asa diwajah Hamdan.Ia merangkul saudara tertuanya itu kemudian memeluknya sambil menepuk-nepuk pelan punggung gagahnya.

"Mereka akan segera kembali padamu Hamdan. Mereka keluargamu, mereka pasti merindukanmu juga"

"Kau sudah mengatakan itu berkali-kali sejak dulu.Tapi mereka juga tidak kembali" lirih Hamdan sangat pelan.

"Allah punya rencanaNya sendiri untukmu"

"Ya" Hamdan membuka matanya.Ia terdiam mengingat sesuatu.

Jendela kamar Kalila masih tertutup rapat padahal sudah sesiang ini.Ya,penghuninya sedang pergi ke luar kota untuk menjenguk temannya.Hamdan menjadi teringat tentang kemarin lusa.

"Kalila,Ostman sudah tidur" Hamdan menidurkan Ostman yang tertidur lelap di gendongannya diatas tempat tidur Kalila.

"Terima kasih.Maaf,dia rewel sekali" kata Kalila.

"Tidak apa,namanya juga anak kecil yang sedang sakit"

Kalila mengangguk kecil.

"Hamdan,bolehkan aku menanyakan sesuatu ?" tanya Kalila hati-hati.

"Tentu"

Kalila terdiam lalu ia tersenyum ragu.

"Apakah kau bahagia bersama denganku ?"

Hamdan terdiam.Dia terkejut,ia tidka menyangka Kalila akan menanyakan pertanyaan seperti ini. Ia lalu menenangkan pikiran dan hatinya.

"Iya,aku bahagia dengan keberadaanmu dan Ostman"

Kalila menunduk dan tersenyum miring.

"Hamdan..."

Ia mengangkat kepalanya.

"Katakanlah sekarang bahwa kau tidak bahagia.Aku mengenalmu dan tau siapa pemilik pikiran,hati,dan rindumu sekarang"

"Kalila..." Hamdan mendekatkan dirinya pada Kalila.

"Cukup" Kalila mengangkat tangannya.

"Aku sudah biasa hidup serba terbatas.Tapi aku tidak bisa hidup dalam kebohongan"

"Aku menyayangimu Kalila" Hamdan mencoba menjangkau Kalila yang makin menjauh.

"Ya,that's better than none" Kalila tertawa pelan menertawakan perasaan dan kelabilannya sendiri.

"Kalila,maafka..."

"Stop" Kalia mengkat tangannya lagi.

"Jangan buat aku semakin menyadari kebodohanku menyukai seseorang yang sudah diketahui jelas siapa pemilik hatinya..." Kalila terdiam mencoba menelan kembali isakan yang hampir keluar.

"...I don't ever tell you how I really feel.Cause I can't find the words to say what I mean.And nothing's ever easy,That's what they say..." Kalila terkekeh pelan sambil menghapus air matanya.

Mrs.Hamdan Al MaktoumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang