Chap 22 : Beautiful Destiny

7.8K 381 140
                                    

You could break my heart in two.
(Kau bisa membelah hatiku.)
But when it heals, it beats for you.
(Tapi saat membaik, itu berdetak untukmu.)
I know I'd go back to you.
(Aku tahu aku kan kembali untuk mu.)
-Selena Gomez:Back to you-

"Dimana anak-anak kita ?" tanya Hamdan karena tidak melihat Mahdis dan Ayyas bersama Humaira.

Humaira membalikkan badannya dan mengangguk memberi isyarat.Seorang pelayan wanita masuk ke dalan ruangan dengan menggendong seorang anak lelaki lucu.

"Ayyas..." gumam Hamdan takjub.Ini baru pertama kalinya dia melihat putranya sendiri setelah putranya itu hadir ke dunia.

Hamdan langsung mengambil Ayyas dari gendongan pelayan itu.Senyum Hamdan terkembang sangat lebar dan matanya mulai berair.Ia menciumi setiap inci wajah tampan putranya.Sedangkan Ayyas hanya terdiam melihatnya,ia merasa asing dengannya.

"Dari mana kau mengetahui namanya ?" tanya Humaira bingung,Karena sebelumnya dia bahkan tidak menyebutkan nama Ayyas.Tapi Hamdan mengabaikannya dan memilih tetap sibuk mencium putra lucunya.

Mata Humaira menangkap seseorang yang tersenyum lebar dengan dua jarinya terangkat membentuk V. Hussein.

'Jadi dia selama ini memberitahu Hamdan ?'
Humaira segera berjalan menuju Hussein meminta penjelasannya.

Sedangkan Hamdan menahan harunya sampai dia tidak sanggup berdiri dan duduk di sofa terdekat.Dia memperhatikan detail wajah Ayyas,hampir semuanya menurun dari Humaira. Tapi dia tidak mempermasalahkannya,mau menurun darinya atau Humaira,anaknya pasti akan rupawan.Ia memencet pipi tembam Ayyas ketika Ayyas mulai mengoceh tidak jelas.

"Ayyas sayang,baba sangat merindukanmu" Hamdan kembali mencium pipi anaknya sampai Ayyas sendiri yang menjauhkan pipinya dari Hamdan karena nafasnya menjadi sesak di peluk Hamdan terlalu erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayyas sayang,baba sangat merindukanmu" Hamdan kembali mencium pipi anaknya sampai Ayyas sendiri yang menjauhkan pipinya dari Hamdan karena nafasnya menjadi sesak di peluk Hamdan terlalu erat.Dan Ayyas pun mulai merasa dekat dengan ayahnya itu,ia mulai bermain di pangkuan Hamdan dan sudah mulai menyusahkannya.

Dan Ayyas pun mulai merasa dekat dengan ayahnya itu,ia mulai bermain di pangkuan Hamdan dan sudah mulai menyusahkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemudian Hamdan teringat sesuatu.

"Humaira,anak kita Mahdis ada di mana ? apa kamu tidak membawanya bersamamu ?"

Mrs.Hamdan Al MaktoumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang