Chap 15 : Different Life

3.4K 253 95
                                    

Tok...Tok..

"Sir"

"Masuk"

Pria yang tubuhnya dibalut jas hitam yang terlihat sangat pas di tubuh proposionalnya mengalihkan perhatiannya dari laptopnya pada asistennya yang yang baru saja masuk ke ruangannya.

"Bapak Rama sudah menunggu anda di ruang meeting"

Ia menganggukkan kepalanya kemudian menutup laptopnya pelan. Melihat atasannya sudah merespon,wanita itu berbalik menuju mejanya.

"Tunggu.."

Wanita itu menoleh.

"Ya,sir ?"

"Kamu nanti makan siang dimana ?" Pria itu bangun dari kursi dan berjalan menuju pintu.

"Bersama putriku,sir" jawab wanita itu,dia sudah mengerti arah pembicaraan CEO nya ini.

"Bagaimana jika aku saja yang menjemput putrimu dan mengajaknya makan siang bersamaku ? kamu bisa makan siang di kantor sendirian kan ? lagi pula kamu pasti masih banyak pekerjaan bukan" kata bosnya itu dengan senyum kecil di bibirnya.

"Tapi saja sudah berjanji saya sendiri yang akan menjemputnya,Sir Smith"
Andai di depannya ini bukan bosnya,pasti dia sudah memutar mata malas di depannya.

"Yah,ya sudahlah kamu ikut denganku juga,Sofia" bukan terdengar seperti sebuah permintaan tapi jelas seperti sebuah perintah.

Bob 'n Bee Restaurant

Dan disinilah sekarang dia berada. Menopangkan dagunya sambil melihat keakraban yang sangat ketara antara putrinya dan bosnya.Bahkan dia disini tidak lebih seperti adanya papan nomor di meja restaurant,ada tapi tak dianggap bahkan di pojokkan.

Ia melihat bosnya itu tertawa lebar bersama putrinya saat putrinya itu menceritakan kejahilannya pada teman sebangkunya.Bukan menasehati tapi dia malah tertawa bersama,apa-apaan.

Tapi kemudian ia tersenyum tipis saat melihat putrinya terlihat begitu nyaman menceritakan segalanya pada pria setengah bule ini padahal mereka baru saja bertemu empat bulan.

Humaira bersyukur Mahdisnya bisa tertawa lebar lagi walau mereka harus susah setengah mati menyembunyikan status mereka.Bahkan kehidupan sehari-hari mereka juga berubah seratus delapan puluh derajat.Tidak ada rumah besar mewah,pelayan yang banyak yang memiliki tugas masing-masingnya,supir yang selalu siap siaga mengantarkankanya, semua itu tidak ada.

Sofia dan Anna.Nama yang sudah selama ini mereka gunakan sebagai identitas mereka. Berkebangsaan Jerman dan terpaksa harus pindah ke Jogjakarta karena rekomendasi perusahan.Itu skenario mereka.

"Sofia,kenapa kamu hanya melamun saja sejak tadi ? Makanlah" Humaira tidak sadar ia menjadi perhatian dua orang ini.

"Ah iya"

Untung saja Smith mengerti bahasa arab,jadi Humaira tidak terlalu sulit beromunikasi dengannya.Ia fasih berbahasa inggris,tapi bukankah bahasa kampung halaman itu selalu yang terbaik ?

Smith Ayyas Norabad,anak dari Sulaiman Norabad yang dulunya adalah pendamping dekat ayah Humaira.Namun karena kesehatannya menurun,ayahnya memulangkannya dengan berat hati dan memberinya modal usaha untuk melanjutkan hidup di kampung halamannya.Dan dari situlah terbentuk Norabad Group yang meliputi usaha properti,wisata dan beberapa rumah makan khas Daerah Istimewa itu.

Smith sangat menyukai bercanda dan berjalan-jalan bersama putrinya.Padahal dengan wajah tampan dan tinggi badannya itu dan belum lagi kekayaannya,tentu tidak akan ada orang yang menolak untuk berumah tangga dengannya.Tapi mungkin dia tidak ingin memiliki ikatan diusianya ini.Di balik tinggi badannya yang menjulang bak Burj Khalifa dan wajahnya yang tampak matang,ternyata dia lebih muda tiga tahun dari Humaira.Humaira saja sampai terkejut mengetahuinya.

Mrs.Hamdan Al MaktoumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang