Chap 3 : Be with you

4.2K 258 58
                                    

3 years later...

"Happy birthday...Happy birthday...Happy birthday our Mahdis ...Yeaay" sorakan menjadi sangat ramai dengan diiringi tepuk tangan yang riuh setelah Mahdis meniup api kecil yang menyala di sebuah lilin berbentuk angka empat.

"Mahdis kecil baba,selamat ulang tahun sayang.Don't have any greeting message but always hope the best for you my litte princess.Baba love you" Hamdan memeluk putri kecilnya yang sudah mulai beranjak dewasa dengan seiringnya waktu.Ia menjadi puteri kecil yang sangat cantik bagai puteri negeri dongeng.

Ia menjadi puteri kecil yang sangat cantik bagai puteri negeri dongeng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I love you too,baba" balas Mahdis sambil balik memeluk erat Hamdan.

"and Mama ?" intrupsi Humaira yang berada di belakang Mahdis.

Mahdis tersenyum cengengesan kemudian menghambur kepelukan ibunya.

"I love you more,Ma". Humaira terkekeh pelan kemudian mencium kedua pipi putrinya sedangkan Hamdan sibuk merekam memori ini dengan handphonenya.

"padahal sepertinya baru saja aku memangkunya dan dia mengompol di pahaku" kata Salamah.

"haha benar juga,aku masih ingat hangatnya liurnya saat menetes di pundakku" sambung Saeed yang langsung membuat orang yang di sekitarnya tertawa.

"dan dalam waktu selama itu Salamah masih belum punya anak dan Saeed masih single" celetuk Maryam menyindir dua saudaranya itu.

"Tidak usah kau khawatirkan itu,sebentar lagi Salamah akan wisuda dan kita akan segera memiliki momongan" jawab Zayn kemudian merangkul istrinya,ia sudah tidak malu-malu lagi memperlihatkan kemesraannya,mungkin belajar dari Humaira-Hamdan.

"Ya,dan kau Saeed ?"

"Berhentilah menggangguku,Maryam" Saeed cemberut kemudiam meninggalkan Maryam begitu saja.

"Mahdis,apa yang kamu minta kepada Baba dan Mama mu ?" Shaikha menunduk mensejajarkan tinggi badannya dengan keponakannya.

"iya,Mahdis mau minta apa sayang ? Lembaga kemanusiaan atas nama Mahdis ? atau sebuah rumah sakit ? sekolah ? atau kuda poni ? Baba bisa memberikan segalanya untuk puteri cantik baba" Hamdan mencium ujung hidung kecil Mahdis.

"Mahdis minta adik !" jawab Mahdis semangat drngan senyum lebar.

Seketika hening dan...

"huahahahaha" seisi ruangan dipenuhi suara tawa akibat permintaan Mahdis pada Hamdan dan Humaira yang hanya tersenyum tipis menanggapi tawa saudara-saudaranya.

"cukup berat..." kata Hamdan.

"...tapi tenang sayang,baba dan mama akan berusaha sebisa dan secepat mungkin" Hamdan tersenyum nakal dan merangkul Humaira yang mukanya memerah karena Hamdan menggodanya di depan umum.

"tuh kan,aku paling malas melihat mereka jika sudah seperti ini" yang jelas itu suara Maryam.

"same" lirih Saeed.

Mrs.Hamdan Al MaktoumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang