Hamdan benar-benar kehilangan sosok Humairanya. Tidak ada lagi Humaira yang selalu tersenyum lebar menyambutnya di ruang makan, yang ada hanya seorang wanita sedingin es yang duduk di tempat Humairanya. Tidak ada Humairanya yang biasa merekcokinya saat dia menonton bola, dulu dia kesal saat Humaira melakukan itu tapi sekarang dia sangat merindukannya. Tidak ada Humaira yang tanpa alasan tertawa melihat wajahnya, karena tawa itu sudah tidak pernah lagi tampak pada bibirnya yang pucat.
Hamdan merindukan istrinya, tawanya, matanya yang menyipit lucu karena tersenyum, cubitan di pinggangnya, dan ia merindukan wajah polos Humaira yang tertidur di sampingnya setiap pagi ia terbangun. Ya,Humaira benar-benar membuktikan bahwa dia akan menjauhinya. Sejak hari kedatangannya ke rumah dan keluarga yang ia rindukan, ia bahkan tidak bisa memeluk hangat istrinya.
"Mahdis,jangan sisakan sereal lagi,okay ?" perenpuan itu bahkan tidak menganggap kehadiran pria yang menginginkannya duduk di dekatnya.
Mahdis mengangguk menurut dan segera menyuapkan sereal yang di siapkan oleh Humaira sendiri. Makanan Mahdis dan Hamdan adalah makanan yang harus Humaira sendiri yang memasaknya jika mereka di rumah, jadi tidak alasan bagi mereka untuk menolak. Kecuali hari ini, makanan Hamdan di siapkan oleh pelayan.
"Humaira,kamu tidak menyiapkan sarapanku hari ini ?" Hamdan merasa aneh saat pelayan menghidangkan oatmeal di depannya namun tidak seperti biasanya.
Humaira menggeleng.
"Kenapa ? kamu sakit ?" tanya Hamdan khawatir.
Humaira menggeleng lagi dengan wajah datar.
Hamdan mengerenyit heran.
"lalu kenapa ?"
"Karena setiap aku mengiris-ngiris bahan makanan untukmu aku seperti mengiris-ngiris jariku sendiri"
Hamdan terdiam dengan wajah sendu. Kini Humaira selangkah makin menjauh lagi darinya. Mereka berdekatan tapi jarak kasat diantara mereka seperti ratusan mil.
"Mama aku sudah selesai" Mahdis meloncat turun dari kursinya dan menghampiri Humaira.
Humaira membantunya memakaikan ransel pink nya dan merapikan poni putrinya.
"Nanti kamu di jemput oleh miss Kia ya ? mama ada urusan sebentar"
"okay, tapi belikan aku ice cream"
"Siap"
"Kamu mau pergi kemana ?" Hamdan mengintrupsi pembicaraan putri dan ibunya itu.
"Tidak ada hubungannya denganmu" jawab Humaira datar.
"Humaira,aku ini suamimu,kamu harus dengan sepengetahuanku dan seizinku pergi kemanapun"
"haha" Humaira tertawa sendiri.
"Ternyata kau masih ingat kau adalah suamiku ? Bahkan kau tidak meminta izinku menikahi wanita lain dan tanpa memikirkanku kau memiliki anak dengannya ? waha ini lucu sekali"
"Humaira..."
"Stop " Humaira mengangkat tangannya.
"Aku harus mengantar Mahdis ke depan" Untungnya Mahdis sudah di gandeng nanny nya terlebih dulu jadi dia tidak mendengar percekcokan orang tuanya.
"Baiklah, sebelumnya aku ingin bilang padamu bahwa aku akan pergi ke Sharjah. Apa kamu menginginkan sesuatu ? Manisan Sharjah ?"
"Tidak, aku hanya ingin sesuatu..."
"Apa ?"
"Sekembalinya aku ke rumah ini aku tidak mau melihat perempuan ini ada di sini..."
Humaira menunjuk Kalila yang baru masuk ke ruang makan dengan dagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs.Hamdan Al Maktoum
Romance"I'm his Queen. Only me, always me, forever me" - Humaira Al Hashimi. "No matter how much I have a queen, you're always the one...only one.Just trust me" - Hamdan Al Maktoum. Mereka adalah dua keping pecahan yang telah Allah satukan. Allah telah men...