(Two weeks later...) Dubai,UAE.
Udara siang hari Dubai di musim panas memang tidak perlu di ragukan lagi panasnya.Padahal Hamdan sejak tadi hanya di mobil kemudian masuk ruangan dan kembali mengendarai mobil,semuanya full AC tapi udara menyengat tidak luput darinya.Akhirnya ia memutuskan mandi karena setelah ini dia dan saudara-saudaranya juga teman-temannya akan melakukan penerbangan ke Uzbekiztan untuk berburu bersama.
Ia terkejut saat sekeluarnya ia dari kamar mandi ia mendapati Kalila ada di kamarnya.
"Kau memerlukan sesuatu,Kalila ?"
Kalila menggeleng pelan.
"Ostman sudah tidur,jadi aku kesini untuk memastikan keadaanmu"
"Oh" jawab Hamdan singkat dan kembali melanjutkan menghanduki rambutnya yang basah.
Kalila terkesiap saat Hamdan berhenti dan menatapnya tepat di matanya dan ia menaikkan sebelah alisnya.
"Kenapa kau melihatku seperti itu ?" kata Hamdan.
Kalila merasa kata-katanya menguap di udara.Dia tertangkap basah memandangi makhluk indah ciptaan tuhan itu. Salahkah dia kagum dengan pemandangan ini ?
"Ti...tidak ada apa-apa.Baiklah,aku akan pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang" Kalila yang gugup segera berdiri dan cerobohnya dia sampai tidak sengaja mendorong jatuh sebuah kotak kecil yang berisikan sebuah barcelet berwarna-warni yang akhirnya tergeletak di lantai.
Kalila hendak mengambil gelang itu sebelum Hamdan kemudian yang lebih dulu mengambilnya.
"Maaf Hamdan,aku tid..."
"Keluar"
Kalila menelan ludahnya susah payah. Dari raut wajah Hamdan saat ini ia tahu jelas siapa pemilik gelang sederhana itu.
Humaira."Kau pasti merindukannya,ya ?" Kalila menatap Hamdan dengan ekspresi tidak terbaca.Namun dia kemudian berusaha tersenyum yang malah nampak sebuah senyuman getir.
"Ku mohon keluar,Kalila"
Kalila mengangguk lemah dan berbalik menuju pintu.
Sekeluarnya Kalila,Hamdan terduduk lelah di atas tempat tidurnya. Tangan kanannya mengusap wajahnya kasar sedangkan tangan kirinya meremas-remas gelang itu.
"Dimana kamu sebenarnya ? kenapa mata-mataku tidak bisa menemukanmu ?!" Hamdan sangat frustasi. Ia punya semua yang ia butuhkan untuk menemukan Humaira.Mata-mata ahli dikerahkan,segala akses ,dan fasilitas sudah maksimum di di terapkan.Namun semua hasilnya nihil.
Lelah.Sangat lelah.
Bermuka dua di depan banyak orang itu melelahkan sekaligus menyakitkan. Dia ingin menyendiri dan fokus mencari istri dan anaknya,tapi kewajibannya sebagai Putera Mahkota harus ia laksanakan.Dia terluka,tapi ia harus tersenyum. Ya,dia sangat kesepian,tapi ia tidak ingin keluarganya ikut sedih memikirkannya.
Hamdan mencoba hidup senormal mungkin di depan keluarganya dan juga di depan Kalila.
Walau ia tahu Kalila sering menemukannya melamun sendiri di balkon kamar atau menatap layar ponsel yang berisi foto dirinya serta istri dan anaknya.
Ia tidak ingin menyakiti Kalila juga.Tidak akan mengulang hal yang sama,ketidak pekaannya sudah cukup menyiksanya karena ia dulu tidak berpikir dua kali saat akan menikahi Kalila dan menduakan Humairanya.Dia tidak mau menyakiti hati orang lain lagi.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs.Hamdan Al Maktoum
Romance"I'm his Queen. Only me, always me, forever me" - Humaira Al Hashimi. "No matter how much I have a queen, you're always the one...only one.Just trust me" - Hamdan Al Maktoum. Mereka adalah dua keping pecahan yang telah Allah satukan. Allah telah men...