"Mahdis kesayangan baba, maafkan baba ya sayang. Baba tadi ada urusan mendadak" Hamdan menyisir lembut rambut coklat putrinya.
Mahdis mengangguk,ia mencoba mengerti dengan ayahnya yang memeng super sibuk, menjemputnya pasti bukan hal yang mudah untuk saat ini.
Hamdan melirik Humaira yang menatapnya dingin.
'jangan sampai kau bilang ke Mahdis bahwa kau melupakannya,apalagi karena Kalila...jangan menyakitinya lagi' kata-kata Humaira masing terngiang jelas di telinganya.
"Baba bisakan menemaniku seharian ini ?"
Hamdan tidak suka melihat putrinya seperti ini, Mahdis adalah cahaya matanya, tapi sekarang pjtrinya terlihat lemah dengan jarum infus menyelip di pori-pori kulitnya.
"Sayang,babamu sibuk. Biar mama saja yang menemanimu oke ?" Humaira mencubit-cubit pelan pipi Mahdis.
Mahdis dengan cepat menggeleng.
"Baiklah sayang,baba akan ada disini"
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Humaira menghirup udara segar sebanyak mungkin di taman rumah sakit. Sebagus apapun rumah sakit tetap saja memilko hawa yang tidak enak,suasananya juga tidak enak. Bahkan kamar Mahdis sudah hampir sama mewahnya dengan kamar milik gadis kecil itu, semuanya di hias berwarna pink untuk menghiburnya agar tidak bosan di ruang rawatnya.
"Aku ingin tetap disini,Humaira"
Humaira menoleh kaget ke arah asal suara.
Kemudia ia mmebalikkan lagi pandangannya.
"Ya tetaplah disini" jawab Humaira singkat.
"Aku ingin menjaga Mahdis"
"Kalau begitu lakukan dengan benar"
"Humaira,aku ingin menjelaskan semua kesalahan ini padamu. Aku..."
Humaira mengangkat tangannya, memberhentikan Hamdan yang sedang berbicara.
"Apakah aku terlihat seperti ingin mendengarkan penjelasanmu ? apa aku terlihat perduli ?"
Hamdan terdiam. Dia memang melihat Humaira dekat di depannya, tapi rasanya sangat jauh untuk menjangkaunya.
Dia tidak seperti Humairanya.
"Kamu berbohong akupun percaya. Kamu lukai ku tak perduli. Coba kau pikir dimana ada cinta seperti ini ?..."
"Aku mencintaimu bahkan lebih dari diriku sendiri !"
Humaira mendecih pelan.
"...Kau tinggalkan aku tapi aku tetap di sini. Kau dengan yang lain tapi ku tetap setia. Tak usah tanya kenapa,aku cuma punya hati....tapi sepertinya kamu tidak"
Humaira menatap langsung kedua iris coklat tua lyang bercahaya lembut itu.
"Hidupku saat ini hanya untuk Mahdis, karena kau tidak lagi seperti Hamdanku yang dulu..." suara Humaira bergetar pelan.
"..Jadi perlakukan anakku dengan baik maka aku akan memperlakukanmu dengan baik. Jika tidak...itu terserah padamu"
"Humaira,dia anakku juga,tentu aku akan memperlakukannya dengan sangat baik. Aku menyadari aku bersalah dan aku menyesal" sekarang Hamdan benar-benar menyesal mengingkari janjinya pada Mahdis. Bukan Mahdis yang merajuk,tapi yang lebih parah...ibunya.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

KAMU SEDANG MEMBACA
Mrs.Hamdan Al Maktoum
Romance"I'm his Queen. Only me, always me, forever me" - Humaira Al Hashimi. "No matter how much I have a queen, you're always the one...only one.Just trust me" - Hamdan Al Maktoum. Mereka adalah dua keping pecahan yang telah Allah satukan. Allah telah men...