Chapter 3 : Not That Bad

4.7K 657 43
                                    

Sunhee's POV

Gue tahu bahwa hari pertama gue masuk kuliah tidak akan semenyenangkan yang gue duga. Interupsi Chanyeol yang memohon agar gue mengizinkannya ikut ke kampus, ditambah cuaca yang tiba-tiba buruk sehingga hujan turun begitu derasnya. Ya ampun, begini banget hidup gue.

Gue hanya melirik Chanyeol yang duduk di sebelah gue, tertidur kembali. Sudah cukup gue yang membayari ongkosnya. Sungguh merecoki saja. Kedua mata lelaki itu terpejam, pipinya yang berisi itu tumpah kemana-mana, membuatnya seperti anak kecil saja. "Eh anak setan," tegur gue sambil menusuk-nusuk pipi Chanyeol dengan telunjuk.

"Huaaaa!!" Tiba-tiba saja, anak perempuan yang duduk di seberang gue menangis keras, membuat sang ibu yang duduk di sebelahnya kelabakan. Aduh, apa dia tersinggung mendengar kata 'anak setan', ya? Tapi kan, gue lagi manggil Chanyeol. "Kenapa, Mimi?" Ibu anak itu mengelus-elus kepala putrinya, menenangkan bocah itu supaya tenang. "Kakak.. Kakak itu.."

Anak bernama Mimi tersebut lalu menunjuk gue, membuat gue semakin tersudut. "Kakak itu ngomong apa.." "Kakak itu engga ngomong apa-apa sama kamu, Sayang.."

Gue tidak berbicara sedikitpun, dan memutuskan untuk bermain handphone saja. Sial, salah lagi gue. Sepertinya gue harus bertobat ngomong kasar dari sekarang. "Hehehehe." Terdengar tawa Chanyeol yang mengusik pendengaran gue. Gue melirik pria itu dengan sungut-sungut, menarik napas panjang. "Lo senang, liat anak kecil benci sama gue?" desis gue kemudian. "Senang," jawabnya lalu tiba-tiba menusuk pipi gue dengan telunjuknya pula.

Gue sontak menggosok-gosok pipi gue kuat-kuat, takut virus dari Chanyeol menyebar lewat pori-pori kulit.  "Kenapa gosok-gosok pipi lo? Gatel?" tanya Chanyeol kemudian. "Takut virus lo nyebar," jawab gue dengan jujur. "Happy virus, ya kan?" kata Chanyeol sambil melakukan aegyo seperti girlband fenomenal saat ini, Twice.

Gue memutar bola mata gue, berusaha untuk berakting seolah tidak kenal dengan pria di sebelah gue ini. Ya Tuhan, apa salah dan dosa hamba?

>>>

"Lo ga boleh masuk." Gue langsung menghentikan langkah Chanyeol yang akan ikut masuk ke dalam area kampus bersama gue dari belakang. "Ini hari pertama gue kuliah, jadi jangan lo gang.."

"Lo masuk jurusan apa?"
Gue mendelik Chanyeol tajam, tak mengindahkan ucapannya dan terus berjalan menuju lobi utama kampus, mencari papan pengumuman pembagian kelas. Ada begitu banyak orang berkumpul di lobi yang sebetulnya sudah luas ini. Sungguh, rasanya sedang antre sembako saja.

Berkat kegesitan yang merupakan anugerah gue sedari kecil, dengan cepat gue meringsek maju ke barisan depan dan mencari nama gue di jurusan Musik.

Kwon Sunhee (Daegu)        Gedung C-7

Gue langsung mundur dan berjalan menuju kelas gue. Si tak ada modal itu masih mengikuti gue dengan antusias. Layaknya anak lima tahun, ia menengok ke kiri dan kanan dengan kedua tangan di belakang, mengamati gedung kampus ini.

"Mending lo pulang, setel lagu kuat-kuat di apartemen. Gue engga masalah, soalnya gue bakalan sampe sore di sini. Ngerti ga lo?" kata gue, mengusir Chanyeol dengan halus. Ia hanya diam, menundukkan kepalanya. "Gue engga ada temen.." Gue mengabaikan perkataan Chanyeol, lalu naik ke lantai 2 dan masuk ke dalam ruangan nomor 7, kelas gue. Gue engga peduli apakah dia akan menangis di tengah-tengah lapangan, membeli makan, atau kembali ke apartemennya!

Seorang lelaki tinggi --- yang gue asumsikan sebagai kakak tingkat, berdiri di depan kelas sambil memegang selembar kertas dan pena merah.
"Siapa namamu?"
"Han.. Han Jisung.." jawab lelaki yang berada di depan gue, begitu takut. "Masuklah. Laki-laki kok kayak banci!" seru kakak tingkat itu, membuat Jisung langsung berlari masuk ke dalam kelas.

Apartment 69 | Park Chanyeol AU✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang