Sunhee's POV
Ujian kelulusan anak-anak kursus sudah selesai, dan gue bergegas menyusun kembali lembar jawaban murid-murid gue lalu memasukkannya ke dalam file folder, menyimpannya rapat-rapat dalam tas gue.
"Bagaimana ujiannya, Sunhee?" Pak Junmyeon telah duduk di depan kelas, sambil tersenyum.
"Sepertinya berjalan dengan baik, Pak. Semua anak tenang mengerjakannya," balas gue.
"Kenapa kamu bisa sampai lupa dengan tugasmu itu, Sunhee? Astaga, saya sampai tidur jam 2 pagi gara-gara kamu semalam." Pak Junmyeon menggeleng-geleng, merasa kecewa berat. Ia mendelik ke arah gue, penuh misteri.
"Maafkan saya, maafkan saya, Pak," ucap gue lalu membungkukkan badan beberapa kali.
Mampus. Mungkin hari ini adalah hari terakhir gue sebagai tutor di tempat ini. Saatnya untuk membongkar koran atau browsing lowongan kerja bagi gadis 18 tahun yang tak disiplin.
Tiba-tiba saja, Pak Junmyeon tertawa terbahak-bahak. "Serius banget kamu, Sunhee. Saya kan cuma bercanda," tawa Pak Junmyeon.
A.. Apa?
"Maksud Bapak?"
"Saya engga marah kok. Saya cuma mau ngerjain kamu aja barusan. Sorry ya, hahaha."
Gue hanya terkekeh, terpaksa sebetulnya. Hal itu tak lucu bagi gue yang cukup memiliki masalah saat ini, Pak Junmyeon! batin gue.
Gue berjalan ke ruang tunggu, dan melihat sesosok Chanyeol yang duduk diam sambil melihat ke sekitar. Ia betul-betul menemani gue ke tempat kursus hari ini, dengan maksud masih ingin melihat rupa Pak Junmyeon secara langsung.
"Kamu pulang sendirian, Sunhee?" tanya Pak Junmyeon kemudian.
"Ada teman, Pak. Kenalin, ini Chanyeol," ujar gue sambil memperkenalkan Chanyeol kepada atasan gue itu.
Pak Junmyeon menatap lekat-lekat wajah Chanyeol, lalu mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali.
"Kenapa, Pak?" heran gue.
Pak Junmyeon menggeleng, lalu terkekeh kecil. "Bukan apa-apa, hehehe. Tampan sekali," kata Pak Junmyeon begitu canggung, seperti menyembunyikan sesuatu.
Chanyeol tak sepatah katapun berbicara, tak seperti biasanya. Ia hanya menyunggingkan senyum tipis pada Pak Junmyeon, lalu menggamit gue, ingin mengatakan sesuatu.
"Kepala gue sakit, pusing sekali. Mau pingsan," ucap Chanyeol pelan.
Sontak, gue panik. Gue langsung berpamitan kepada Pak Junmyeon yang hanya tersenyum, well ia selalu tersenyum sebenarnya.
Setelah perjalanan yang sulit, akhirnya gue dan Chanyeol pun sampai di apartemen, membawanya kembali ke kamarnya untuk beristirahat.
Wajah Chanyeol begitu pucat, badannya lemas, tangannya dingin.
"Nih, minum dulu teh manisnya," ujar gue lalu duduk di pinggir ranjang Chanyeol, menyodorkan segelas teh manis hangat kepada lelaki itu.
Perlahan, wajahnya kembali normal, suhu tubuhnya kembali hangat. "Terima kasih," katanya pelan. Gue mengangguk, kemudian pindah posisi ke meja kecil dan mengeluarkan pekerjaan gue, yaitu lembar jawaban murid-murid yang harus gue periksa.
"Gue periksa jawaban murid-murid dulu. Kalau ada masalah, panggil aja," kata gue kemudian mulai memeriksa lembar jawaban milik Ahn Hyeongseop-- murid dengan nomor urut pertama.
Ah, mengapa kebanyakan bocah-bocah ini tak dapat menjawab pertanyaan mudah dengan benar?
7.5/10
6.0/10
4.5/10
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 69 | Park Chanyeol AU✅
FanfictionLelaki penghuni apartemen lantai 6 nomor 9 itu menyimpan begitu banyak rahasia di dalamnya, sehingga membuat seorang Kwon Sunhee yang tak pernah peduli akan sekitar, menjadi begitu penasaran dan berurusan dengannya. Sunhee tak tahu bahwa ini bukanla...