Sunhee's POV
"Sunhee!" Kak Jihyo berteriak dari gerbang, memanggil gue yang sedang berjalan dengan lesu. Perempuan itu menyeret gue, hingga gue harus berlari untuk menyejajarkan langkah dengannya. Apa lagi ini?
Lapangan terlihat begitu ramai, seolah semua mahasiswa berkerumun pada satu titik. Masih memegangi tangan gue, Kak Jihyo kemudian meringsek hingga ke barisan ketiga dari depan. Matanya melirik gue. "Lo liat," bisiknya.
Tampaklah Kak Lay berdiri di tengah, memegang mikrofon dan sebuah speaker kecil di sampingnya. "Pagi semuanya, jadi gue disini mau minta maaf sama kalian semua yang pernah gue sakitin."
Para gadis begitu riuh dan berbisik sana-sini, bingung mengapa 'panutan' mereka tiba-tiba berbuat demikian.
"Iya! Gue juga pernah disakitin sama Kak Lay! Dibaperin, mamen!"
"Ih, Kak Lay! Jadi pacar gue aja kenapa!"
Dan semua desisan itu membuat telinga gue begitu gatal. Sungguh, apa yang begitu bagus dari sosok Lay yang kasar, dingin, dan tak dapat bergaul itu? Ia bukanlah contoh yang baik bagi juniornya. Itu yang terpenting.
"Han Jisung jurusan Musik, mahasiswa baru. Ada orangnya, engga?"
Semua anak pun kasak-kusuk, menoleh sana-sini mencari Jisung.
"Gila, Kak Lay betul-betul mau minta maaf?!"
"Tuh, makanya dengerin ngomongan Hyungsik dari kemaren. Lay itu sebenernya baik, maafin dia, lah. Lo juga jadi temen cewek pertamanya, loh."
"Lah, bukannya Kakak juga temennya Kak Lay?"
"Ya.. Tapi kan, kami temenan karena satu komunitas, jadi mau ga mau. Kalau lo, dia tertarik sendiri." Kak Jihyo menyenggol bahu gue, sambil menyengir kuda.
"Jadi, maksud Kak Jihyo?"
Kak Jihyo menyeka keringatnya dengan tisu, kepanasan. Wajahnya begitu merah, tersengat panasnya sinar matahari pagi ini. Ia kemudian menarik tangan gue ke pinggir lapangan, lalu kami berdua menyejukkan diri di dalam perpustakaan.
"Gue mau kasih tau lo sesuatu. Tapi masih dugaan gue doang, sih." Kak Jihyo duduk di depan gue, melipat kedua tangannya di atas meja, seolah sedang menginterogasi.
"Apa?"
"Kayaknya si Lay mulai suka sama lo."
"Kak Hyungsik juga ngomong gitu kemarin. Tapi kalau misalnya Kak Lay suka, kenapa dia malah bully gue? Bikin gue nangis?"
"Gue kasih tau lo aja. Ada dua tipe cowok kalo lagi suka sama cewek. Tipe pertama, tukang modus alias baik-baikin ceweknya. Yang kedua, kebalikannya. 'Jahat-jahatin' ceweknya. Ngerti ga, lo?"
Gue hanya diam. Untuk apa gue mengetahui 'dugaan' ini?
"Lo bilang Hyungsik juga ngomong hal ini, ya? Wajar aja, soalnya kami berdua belum pernah liat dia begitu 'lebay' kayak gini, meskipun yah.. dia memang kasar."
"Mungkin Kak Lay ingin tobat?"
Tiba-tiba, tawa menggelegar keluar dari mulut Kak Jihyo. Kakak tingkat yang sangat cantik itu lalu menggeleng-geleng kepalanya, masih tertawa-tawa. Apa yang lucu?
"Tolonglah, Sunhee. Lay itu engga pernah seumur-umur mau bilang kata 'maaf'. Prinsipnya, kalau memang berbuat salah, kita harus ngehadepin konsekuensinya, bukan minta maaf. Heran aja, manusia satu itu tiba-tiba berdiri di depan semua orang, minta maaf.. Setelah lo nyuruh dia begitu? Luar biasa." Kak Jihyo menepuk tangannya, begitu bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 69 | Park Chanyeol AU✅
Fiksi PenggemarLelaki penghuni apartemen lantai 6 nomor 9 itu menyimpan begitu banyak rahasia di dalamnya, sehingga membuat seorang Kwon Sunhee yang tak pernah peduli akan sekitar, menjadi begitu penasaran dan berurusan dengannya. Sunhee tak tahu bahwa ini bukanla...