Chapter 9 : Well, I Do

3K 492 53
                                    

Sunhee's POV

Chanyeol hanya mengangguk-angguk ketika gue mengatakan bahwa hari Minggu pagi ini Kak Lay sudah mengirim gue pesan agar datang ke rumahnya untuk diskusi mengenai pentas seni.

Kak Lay mengatakan bahwa akan ada 2 anak lain yang turut tampil membawakan alat musik pada hari pementasan nanti yang akan berkumpul hari ini di tempatnya sehingga gue tak perlu 'menghindar dari kewajiban'.

"Rumah si Lay di mana?" tanya Chanyeol lalu merebut handphone gue, melihat alamat rumah Kak Lay.

Gue mengendikkan bahu. "Katanya 15 menit sampai, naik bus," kata gue sambil memasukkan keperluan gue ke dalam tas, bersiap-siap pergi.

"Gue ikut," kata Chanyeol lalu berdiri dari sofa. Gue terbelalak. Untuk apa?! batin gue.

"Ngapain?! Udahlah, lo mabok-mabokan kek, setel lagu kek, biar engga bosen di kamar lo. Soalnya gue juga engga tau sampe kapan diskusinya. Kalau lo ikut, kasian nunggunya kelama.."

"Gue mau liat muka Lay yang mana, kayaknya dari kemarin bikin lo keki mulu," potong Chanyeol.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 lewat 30 menit, sedangkan Kak Lay mengatakan diskusi akan dimulai jam 10. Buru-buru, gue beranjak dan berpamitan dengan Chanyeol. "Gue ikut," kata Chanyeol lagi lalu menyusul gue turun ke lobi, mencari taksi.

Dasar seperti anak yang ditinggal ibunya.

📍📍

Gue menengok kiri-kanan, sama halnya dengan Chanyeol yang juga mencari letak rumah Kak Lay yang rupanya agak terpelosok.

Lay bodoh, sudah hampir 20 menit gue dan Chanyeol memutar-mutar daerah ini dan tak tampak pula wajahnya. Handphone-nya juga tak aktif.

Kurang ajar. Kalau dia memarahi gue karena telat, tentu amarah gue akan meledak karena ia tak memberikan alamat yang jelas, seperti sifatnya.

Gue melihat seorang anak perempuan yang berdiri di depan sebuah rumah sedari tadi, menoleh ke arah gue dan Chanyeol seperti ada maksud. Jujur, gue agak ngeri melihat sorot mata anak itu yang tajam.

"Coba tanya aja sama adik itu," bisik Chanyeol kemudian.
"Serem, kayaknya bakalan marah."
"Sudahlah, daripada kita muter-muter sampe sore?"

Agak ragu, gue menghampiri anak itu, menanyakan apakah ia tahu di mana rumah Lay.

"Permisi, adik tau rumah Lay Zhang, engga?"

"Kak Sunhee, bukan?" Anak itu tiba-tiba berseru, menunjuk gue yang tercengang.

Gur mengangguk pelan, lalu ia menarik tangan gue masuk ke dalam rumah itu. Chanyeol hanya berjalan membuntuti kami. Gue melirik ke arahnya, mengisyaratkan 'ada apa ini'. Namun, Chanyeol tak merespon. Mungkin, ia sama was-wasnya dengan gue saat ini.

"Ko Yixing! Kak Sunhee sudah datang, nih!" teriak anak itu, membuat telinga gue seketika berdenging.

Ko Yixing?

Tak lama kemudian, sesosok pria tinggi yang mengenakan jumper hijau tua turun dari tangga kayu di sebelah kiri ruangan, agak terkejut melihat gue yang baru tiba bersama Chanyeol yang tak ia kenal sama sekali.

"Fang-fang, masuk kamar," kata Kak Lay sambil menunjuk ke arah pintu yang memiliki banyak sekali stiker barbie di depannya. Anak perempuan yang ternyata bernama Fang-fang itu lalu berlari masuk ke dalam kamarnya, menuruti perintah Kak Lay begitu saja.

Kak Lay melirik gue dan Chanyeol, tangannya menyuruh kami untuk mengikutinya naik ke atas.

Di lantai 2, terdapat sebuah ruangan kosong yang lumayan luas dan beberapa alat musik. Gue duga, ini adalah studio musik Kak Lay.

Apartment 69 | Park Chanyeol AU✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang