Sunhee's POV
Gue tahu hari Minggu kali ini takkan berjalan begitu mulus ketika tangisan dan teriakan si kembar Jinho dan Jisoo menyeruak sedari gue bangun tidur hingga sekarang. Kepala gue yang nyeri karena penyakit insomnia gue kambuh semalam, ditambah punggung gue yang sakit dari bangun tidur, jelas memperunyam semuanya.
Gue mengintip Tante Hwayoung yang sedang berusaha menenangkan Jinho dan Jisoo meraung-meraung di kakinya, menahan sang ibu agar tidak pergi. Tante Hwayoung yang sadar bahwa gue sedang berdiri di ambang pintu, mendekati gue. Firasat gue mengatakan bahwa ia meminta bantuan untuk menjaga kedua anaknya hingga ia pulang.
"Sunhee." Tante Hwayoung tersenyum manis ke arah gue. Sudah terlambat bagi gue untuk menutup pintu.
"I.. Iya, Tante?"
"Kamu lihat sendiri kan, Jinho sama Jisoo gimana sekarang?" Wanita itu melirik ke arah Jinho dan Jisoo yang masih terisak di depan pintu apartemen mereka. Jujur, gue selalu kasihan melihat bocah lugu yang menangis.
"I.. Iya, Tante."
"Kamu engga ada kerjaan, kan? Bantu jagain mereka, ya. Saya minta tolong banget. Saya ada urusan mendadak. Nanti saya bayar deh."
Bayar? Seketika, kepala gue penuh dengan warna hijau seperti Tuan Krab. Wah, lain cerita.
"Oh.. Boleh, boleh," balas gue sambil menyunggingkan senyum. Tanpa banyak kata, Tante Hwayoung pun menyerahkan gue kartu apartemennya, lalu berpamitan pergi.
"Sunhee." Sebuah suara berhasil membuat gue menoleh ke belakang, tak jadi masuk ke dalam apartemen nomor 7 itu. Kak Lay berdiri di sana dengan tas kecil selempang di badannya.
Sejak Kak Lay 'menyatakan perasaannya' kepada gue hari itu, ia menjadi semakin sering mengunjungi gue dalam satu minggu. Tak jarang pula, ia membawakan gue sarapan dan mengantar-jemput gue.
Gue tak keberatan sama sekali sebenarnya, karena gue begitu yakin bahwa Kak Lay tidak seserius itu akan ucapannya. Bahkan, gue tertawa terbahak-bahak setelah Kak Lay menunjukkan foto gue ketika momen itu terjadi. Mungkin, dia hanya ingin berteman dengan gue, kan? Apalagi, sejak kejadian Chanyeol, gue tak mau lagi berharap terlalu banyak kepada pria.
"Gue lagi mau jagain anak tetangga," ujar gue lalu masuk ke dalam apartemen Tante Hwayoung, menghampiri Jinho dan Jisoo yang rupanya sudah asyik bermain lego di lantai. Kedua anak itu sepertinya sudah lupa bahwa ibu mereka sedang pergi.
Kak Lay menutup pintu, kemudian duduk menemani gue yang ikut bermain dengan Jinho dan Jisoo.
"Kak Sunhee." Jinho menoleh ke arah gue, dengan senyum mengembang.
"Ya?"
"Kak Sunhee mau dengerin Jinho ngomong, engga?" Kedua mata Jinho berbinar-binar.
"Ngomong apa?"
Jinho pun meletakkan lego hijaunya, lalu berdiri menghadap gue.
"Besok, Jinho mau ambil nilai perkenalan diri pakai Bahasa Inggris. Jinho engga bisa Bahasa Inggris, sih.. tapi Jinho sudah dibantu Mama." Anak itu tersenyum lebar, meletakkan kedua tangannya di samping, posisi siap sedia.
Gue pun mempersilahkan Jinho memulai perkenalannya. Setelah berdehem beberapa kali, Jinho yang berkepala plontos itu mulai berbicara.
"Hello, my name is.."
"Jisoo dulu!" Jisoo tiba-tiba memotong ucapan kakaknya. Dua bersaudara itu kemudian beradu mulut, saling ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu.
"Loh, kenapa Jisoo dulu?! Jinho dulu, lah!"
"Jinho engga boleh gitu! Jisoo, pokoknya Jisoo!"
Jinho secara mengejutkan menjitak kepala adiknya, begitu kasar. Akibat dari perbuatannya, kening Jisoo pun memerah seketika. Setelah bermenit-menit berusaha melerai, akhirnya gue meminta mereka berdua untuk melakukan permainan gunting, batu, kertas agar adil. Jinho menang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 69 | Park Chanyeol AU✅
FanficLelaki penghuni apartemen lantai 6 nomor 9 itu menyimpan begitu banyak rahasia di dalamnya, sehingga membuat seorang Kwon Sunhee yang tak pernah peduli akan sekitar, menjadi begitu penasaran dan berurusan dengannya. Sunhee tak tahu bahwa ini bukanla...