Sunhee's POV
Setelah melalui hari yang panjang, gue akhirnya tiba di apartemen. Seluruh tenaga gue sudah terkuras habis setelah bernyanyi dan menegur anak-anak di tempat kursus, hampir membuat gue menggelepar di dalam taksi. Ditambah lagi, gue yang harus meminta maaf pada Jeno keesokan hari karena 'keangkuhan' gue tadi sore. Lay berengsek.
Tanpa banyak tingkah, gue langsung mandi dan bersiap untuk tidur lebih awal malam ini --- hal yang sudah lama tidak gue lakukan. Ditambah susu cokelat panas, gue yakin gue akan tidur begitu lelap malam ini.
Tiba-tiba, suara dentuman musik dari lantai atas mengagetkan gue yang sudah berada di antara alam mimpi dan terjaga. Sialan Chanyeol. Anak itu berulah lagi. Gue pun menutup kedua telinga gue dengan bantal, namun tetap saja rasanya seluruh gedung ini bergetar karena musik cadas itu.
Gue tak boleh cerewet. Semua orang sepertinya tak ada yang terganggu dengan musik itu, kenapa gue harus repot? Jinho dan Jisoo sepertinya anteng-anteng saja di sebelah, kenapa gue yang tak bisa tidur?
Malam semakin larut, namun volume musik semakin tinggi saja. Kepala gue sudah sakit karena jam tidur gue sudah lewat, ditambah kelelahan yang luar biasa. Gue memutuskan untuk mengirim pesan kepada Chanyeol, berharap ia sadar bahwa ini sudah tengah malam. Bodoh.
Chanyeol
Hei, bisa engga kecilin musiknya? Gue mau tidur! Sudah jam 12 lewat, idiot!
read.
"Kurang ajar!" Tanpa pikir panjang, gue langsung bergegas naik ke lantai 6 dan menggedor pintu apartemen Chanyeol. Telinga gue benar-benar sakit, serasa gendang telinga akan pecah.
Mengapa pula manajemen apartemen ini tak bertindak?! Berapa banyak yang Chanyeol sogok agar ia bisa bertindak sewenang-wenang?!
"Oi!" teriak gue, sambil menendang-nendang pintu. Kacau, kacau. Gue harus berancang-ancang mengeluarkan teknik karate gue seandainya ia tak membuka pintu!
Seolah mengetahui pikiran gue, Chanyeol pun membuka pintunya, menatapi gue yang sudah begitu emosi. Gue begitu tercekat melihat kondisi Chanyeol yang... a whole mess.
Mata yang berair dan sembab, wajah yang memerah seperti telah minum dalam jumlah banyak, dan bau alkohol dari dalam ruangan sangatlah menyengat sungguh membuat gue tambah pusing.
"Bi.. Bisa kecilin suaranya? Sudah jam 12 malam," ucap gue ragu-ragu. Chanyeol hanya mendongakkan wajahnya sedikit, tak membalas perkataan gue. Kondisinya bahkan terlihat lebih buruk daripada pertama kali.
"Gue bakal laporin lo ke..."
Tiada angin tiada hujan, Chanyeol tiba-tiba menarik tangan gue ke dalam, menutup pintu, menempelkan gue ke pintu, lalu mencium gue dengan pelan.
Gue lalu menendang badan lelaki itu, membuatnya mendelik ke arah gue, setengah sadar. "Apa-apaan!" bentak gue lalu menampar wajah Chanyeol begitu keras. I'm so mad at him. Semua hal darinya membuat gue marah. Kebaikannya, bantuannya, penolakannya. Mengapa ia harus membuat gue begitu bahagia?
"Sunhee-ah..." Suara Chanyeol begitu berat, lalu memegang tangan gue, begitu lemah. Ia pun berlutut di depan gue, memegang pergelangan kaki gue sambil menarik napas panjang.
"Gue minta maaf.. Gue memang berengsek.. Lay.. Lay.."
Chanyeol mulai terisak, membuat gue cemas setengah mati. Gue kemudian melepaskan tangan Chanyeol dari pergelangan kaki gue, menyuruhnya untuk berdiri. Air mata Chanyeol mengalir begitu deras, leher bajunya basah. Ia mengepalkan tangannya, kemudian memukul dinding sekuat-kuatnya.
"Lay pantes buat lo.."
"Kak Lay bukan pacar gue, Chanyeol!"
"Gue liat lo sama dia tadi siang.."
"Iya, gue juga liat lo, Chanyeol! Tapi kami engga ada hubungan apa-apa! Kami cuma latihan band. Lo jangan salah sangka!"
"Kalaupun lo jadian sama Lay, gue engga keberatan.."
Gue menggeleng kuat, lalu menampar Chanyeol untuk kesekian kalinya. "Lo kenapa sih, ngomong kayak gitu! Gue benci banget sama lo! Gue-engga-mau-liat-lo-lagi!" teriak gue.
Tanpa ba-bi-bu, gue langsung keluar dari apartemen Chanyeol, berlari kembali ke kamar gue. Biarlah bantal menjadi saksi bisu gue menangis lagi malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 69 | Park Chanyeol AU✅
FanfictionLelaki penghuni apartemen lantai 6 nomor 9 itu menyimpan begitu banyak rahasia di dalamnya, sehingga membuat seorang Kwon Sunhee yang tak pernah peduli akan sekitar, menjadi begitu penasaran dan berurusan dengannya. Sunhee tak tahu bahwa ini bukanla...