Sunhee's POV
Gue rasanya langsung ingin sujud syukur setibanya gue di depan rumah Kak Hyungsik yang sederhana itu. Kak Lay pasti sudah gila tingkat kronis! Kalau gue punya penyakit jantung, pasti gue telah dilarikan ke rumah sakit.
Fang-fang sudah duduk dan bermain di kebun kecil di samping rumah sendirian, sementara Kak Jihyo duduk di sebuah kursi, mengawasi anak itu. Gue langsung menghampiri Fang-fang, berjongkok dan menemaninya bermain tanah.
"Kak Sunhee, ini makanannya udah siap."
"Horee!"Layaknya anak kecil pada umumnya, Fang-fang berimajinasi masak-masakan dan menganggap tumpukan tanah yang ia buat adalah nasi dan daun kecil adalah sayurnya. Katanya sih, sayur bayam.
"Fang-fang, ada buahnya, engga?" tanya gue.
"Ada. Ini buahnya," jawab Fang-fang lalu memberikan sebongkah batu kepada gue.Sebagai orang yang lebih dewasa, kita tak boleh membatasi perkembangan otak anak kecil, salah satunya membiarkannya berimajinasi supaya sel sarafnya berkembang banyak.
"Ko Yixing, mau ikut masak-masakan engga?" Fang-fang menoleh ke arah Kak Lay yang sudah duduk di tempat Kak Jihyo tadi.
"Engga, Fang," jawab Kak Lay singkat lalu memainkan handphone-nya. Gue dan Fang-fang pun lanjut bermain. Fang-fang mengambil selang air yang tergantung di dinding, lalu menyemprotkannya ke arah gue.
Fang-fang tertawa terbahak-bahak melihat gue yang berlari menghindari air itu. "Kak Sunhee, ayo mandi!" seru Fang-fang sambil mengejar gue dengan selang yang masih hidup.
"Matiin selangnya dong, Fang. Kak Sunhee kebasahan, nih," ujar gue sambil berusaha merebut selang dari tangan bocah itu.
"Siniin selangnya, Fang." Kak Lay tiba-tiba berdiri dari kursi, mengambil selang air dari tangan Fang-fang. Kak Lay menyeringai kecil, lalu menyemprot gue dengan tekanan tertinggi.
"Lay Zhang!!" teriak gue lalu berlari ke arah dinding, berusaha mematikan aliran air.
"Mandi dulu!" Kak Lay lalu menggantung selang pada tempatnya sambil menertawakan gue yang terduduk di atas tanah, awut-awutan.
"Kak Sunhee kotor banget!" Fang-fang berlari ke arah gue dan memegangi tangan gue yang basah. Fang-fang mendelik ke arah kakaknya yang masih tertawa-tawa melihat gue yang tersiksa.
Mana gue engga bawa baju ganti, lagi. Lay sialan, kapan mangkatnya sih, itu anak.
"Lo seneng banget sih, nyiksa orang lain!" Akhirnya, amarah gue meledak juga. Perlahan, air mata gue menetes.
Kekesalan gue akan hubungan dengan Chanyeol, dendam kesumat gue dengan Lay, dan semua hal yang terjadi dalam hidup gue berakumulasi menjadi satu saat ini.
Fang-fang yang melihat gue marah, langsung terdiam dan mendelik ke arah kakaknya yang langsung pucat pasi. Tekad gue sudah bulat. Gue benar-benar akan memberinya pelajaran hari ini.
Guepun bangkit sambil mengepalkan tangan gue, akan menghajar wajahnya sebelum Kak Hyungsik dan Kak Jihyo keluar dari pintu samping dan melerai kami. Kak Jihyo membawa masuk Fang-fang yang tak tahu apa yang terjadi, sementara Kak Hyungsik melipat kedua tangannya melihat kondisi gue yang memprihatinkan.
"Lay, lo jangan kelewatan, lah."
"Ini kan yang lo mau? Nindas adik kelas? Dasar tukang bully!" bentak gue sambil berusaha menendang badan Kak Lay, namun Kak Hyungsik menahan gue.
"Maksud aksi lo tadi apa, Lay? Lo mau bikin dia nangis? Lo segitu dendam?"
Kak Lay hanya diam, tak berani mengucapkan apapun untuk meredakan tensi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartment 69 | Park Chanyeol AU✅
Fiksi PenggemarLelaki penghuni apartemen lantai 6 nomor 9 itu menyimpan begitu banyak rahasia di dalamnya, sehingga membuat seorang Kwon Sunhee yang tak pernah peduli akan sekitar, menjadi begitu penasaran dan berurusan dengannya. Sunhee tak tahu bahwa ini bukanla...