Epilog

3.1K 489 159
                                    

Sunhee's POV

"Kwon Sunhee. Woi, Kwon Sunhee!"

Gue membuka mata perlahan, melihat Minseok yang menjambak rambut gue. "Kita di mana?" heran gue sambil menoleh ke arah luar jendela. Suasana yang begitu padat, dan dentuman musik di luar begitu keras. Terdapat pula puluhan anak remaja berlalu-lalang, begitu asyik sambil berdansa.

"Cih, keluarga Choi Siwon itu selalu mengusik ketertiban umum. Kurang ajar, kinerjanya sendiri begitu buruk di parlemen!" Minseok merutuk, yang kemudian dihadiahi sebuah tempelengan kasar dari Om Euiwoong yang berada di balik setir kemudi.

"Kamu bisa dijebloskan penjara, Minseok. Jangan sekasar itu. Anak perempuannya sedang berulang tahun ke-17. Jadi ya.. Wajar saja mereka merayakan sebesar ini." Om Euiwoong mendengus kecil, sambil menjalankan mobil perlahan agar tak menabrak para remaja yang sedang berjalan masuk ke dalam rumah Choi Siwon yang begitu ramai.

Minseok mendelik ke arah gue, rautnya kesal. "Lo tidur mulu semenjak pulang dari fanmeeting. Dasar anak rumahan, cupu." Ia kembali memantik perkelahian.

Gue segera mengambil handphone gue yang berada di dalam tas gue, melihat jam dan tanggal.

11.00 p.m
November 17th, 2017


Gue kembali tepat pada hari ini.

Hari dimana gue dan Om Euiwoong mengantar Minseok ke fanmeeting Mike Shinoda di Seoul. Melalui perjalanan selama 3 jam dari Daegu dan gue tertidur pulas sepanjang perjalanan pulang hingga sampai ke rumah kembali seperti koala.

Hari ini juga, di mana Chanyeol dihabisi oleh Kim Xiumin dan Lee Somin setelah pesta di bar depan rumah seorang politikus yang bernama Choi Siwon.

Astaga!

Gue bisa saja menjadi saksi waktu itu. Saksi mata atas kematian Park Chanyeol. Namun, gue malah tenggelam dalam alam mimpi dan kehilangan kesempatan untuk "menyadari" hal yang terjadi.

"Bar itu kelihatan keren, ya." Minseok melirik ke arah bar yang berada di sisi kanan jalan, sambil menyengir kecil. "Kamu belum cukup umur, ya ampun." Om Euiwoong mendecak kecil, kemudian menepikan mobil.

Paman gue yang berwajah babyface itu merogoh dompet yang ia simpan di dalam laci dashboard. Beliau mengeluarkan 1.500 won, kemudian menyerahkannya kepada gue.

"Sunhee, tolong beliin Om air mineral, ya. Om haus banget. Lewati saja bar itu, nanti ada minimarket, kok."

"Minseok juga mau beli chiki, Om. Minseok ikut, ya!" Adik gue berseru, sambil tersenyum miring ke arah Om Euiwoong yang sudah pusing melihat tingkah keponakan laki-lakinya itu.

Minseok turun terlebih dahulu, berlari kencang menuju minimarket seperti anak 7 tahun yang diperbolehkan memilih barang sendiri oleh ibunya.

"Kenapa kamu engga turun, Sunhee?" tanya Om Euiwoong, melihat gue yang hening.

Tanpa banyak bicara, gue mengambil album Hybrid Theory milik Minseok yang ia tinggalkan di samping gue, lengkap dengan tanda tangan Mike Shinoda dan keluar dari mobil.

Sekarang sudah pukul 23.38. Gue berjalan dengan pelan melewati bar, berharap dapat menyaksikan langsung kejadian yang memulai semuanya itu.

Apakah gue bisa menghentikan peristiwa itu?

Pintu bar tiba-tiba didorong dari dalam. Xiumin dengan jaket hitamnya berlari dengan terburu-buru, kemudian masuk ke dalam lorong kecil.

Ingin sekali gue meneriakkan berengsek saat ini juga. Namun, gue berusaha untuk berpikir jernih.

Apartment 69 | Park Chanyeol AU✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang