Waktu seminggu adalah waktu yang cukup untuk Rheana dan Luhan menjalin hubungan dekat. Iya, kini mereka berdua sudah lebih dekat dari sebelumnya. Namun, dalam artian yang berbeda. Maksudnya, hanya sebatas teman.
Sungguh, Rheana lelah jika harus terus menerus menghindar dari Luhan yang bahkan tidak tahu artinya menyerah. Maka dari itu, Rheana memilih untuk lebih lembut dan baik terhadap si pemuda.
Lagipula bukankah tidak baik jika terus bersikap dingin sedangkan Luhan sudah memberikan banyak sekali barang atau bahkan makanan kepada si gadis? Sangat tidak sopan dan tidak tahu berterima kasih itu namanya.
Selama Rheana hidup, keluarganya tak pernah mengajarkan si gadis menjadi seseorang yang tidak tahu berterima kasih. Bahlan Darrel sekalipun, jika ada seseorang yang berbuat baik padanya, pemuda itu akan memberikan lebih terhadap orang tersebut.
Begitulah keluarga Rheana.
Terlalu baik memang.
Dan saat ini mereka berlima tengah duduk di sebuah aula besar dengan cat berwarna gold bergradasi putih. Tempat dimana acara sambutan akan dilaksanakan.
Rheana duduk di samping Deya, diikuti dengan Ara dan yang lainnya. Gadis itu tampak mengerutkan kening saat seorang gadis naik ke atas podium seraya tersenyum manis pada karyawan lama ataupun baru.
Senyumnya memang manis, tapi entah kenapa Rheana tidak menyukainya. Seakan-akan gadis itu memiliki ribuan cara licik yang bisa saja menjatuhkan orang lain.
Dialah Kim Hyunjin. Yang Ara anggap seorang malaikat yang baru saja jatuh ke bumi.
Konyol sekali.
"Ck, aku benar-benar tidak menyukainya," desis Rheana masih dengan ekspresi datarnya. Gadis itu kembali membungkam bibirnya kala melihat Ara menoleh dan melihat seorang karyawan yang tengah menatap Hyun dengan ekspresi tak sukanya.
Sudah dapat dipastikan jika Ara mengira bahwa karyawan itulah yang baru saja berbicara hal tersebut. Tapi faktanya, Rheana yang mengatakan hal itu.
Pandai sekali menyembunyikan mimik wajah.
"Ada apa dengan dia? Iri?" Ara bertanya. Nada suaranya tampak menyindir, tetapi Rheana tidak peduli.
"Mungkin?" jawab Rheana agak ragu.
Pandangan si gadis tetap terfokus pada podium yang kini diisi oleh Hwang Hyunjin. Pemuda itu melihat deretan bangku yang di duduki oleh Rheana, tepatnya melihat ke arah Ara sebelum akhirnya mengedipkan mata dengan menggoda.
Hal tersebut tentunya membuat semua karyawanti yang ada di sana menjerit tertahan. Bayangkan saja, pemuda tampan incaran seluruh karyawan wanita yang tak lain adalah Direktur Personalia mengedipkan mata ke arah mereka....
Tidak. Rheana tidak bisa membayangkannya.
Karena itu menjijikan.
Gadis itu bahkan sudah melirik Ara yang terlihat tidak peduli dengan Hyunjin padahal dirinyalah yang diberikan kedipan oleh si pemuda.
Yah, Rheana bisa menebak jika Ara akan berekspresi seperti ini. Teman-temannya yang lain pun tahu.
"Nah, karena pada tahun ini seleksi di perusahaan kita diperumit, tentunya banyak yang gagal. Dan hanya tersisa sembilan orang saja. Selamat kepada kalian yang berhasil masuk." Hyunjin membuka suara seraya memberikan senyuman terbaiknya. "Berikan tepuk tangan yang meriah terhadap mereka~" pemuda itu kembali memberikan microphone nya kepada Hyun yang setia berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TPS ( 3 ) - Hurt » Wu Yifan Ft Lee Taeyong [ ✔ ]
FanfictionBook three of the programmer series; Hurt - Wu Yifan ft Lee Taeyong Hal yang paling menyesalkan di hidup Rheana Andria adalah bertemu dengan seorang CEO seperti Wu Yifan.