Tuk
Rheana menghentikkan jemarinya yang sibuk di atas keyboard notebook dan mendongakkan kepalanya, menatap sosok yang baru saja meletakkan tiga kotak hitam di atas meja kerja. Si gadis hanya menatap sosok tersebut dengan gurat keheranan, memintanya untuk menjelaskan maksud dari semua ini.
Sosok tersebut tersenyum simpul, lantas menunjuk kotak tersebut dengan dagunya. "Bukalah. Seseorang mengirimkannya untukmu."
Rheana meringis pelan. Ini sudah dua bulan lamanya semenjak ia masuk ke dalam perusahaan. Orang misterius itu tetap memberikannya sebuah kotak makanan setiap hari. Entah itu sarapan pagi, sarapan siang, atau bahkan cemilan sekalipun.
Lama-kelamaan Rheana menjadi risih dibuatnya. Ia tak pernah menginginkan hal seperti ini terjadi, tapi orang tersebut tetap melakukannya.
"Untuk anda saja, Mr. Na."
Jaemin menggelengkan kepalanya. Cengiran khasnya sama sekali tidak pernah luntur dari wajah tampan itu.
"Tapi aku sudah makan tadi pagi."
"Bukan makanan berat, percayalah."
Memilih untuk menyerah dan mengikuti apa yang diperintahkan oleh Jaemin, gadis itu mau tak mau segera membuka dua dari tiga kotak tersebut.
Kedua matanya mengerjap pelan, menatap takjub isi dari dua kotak tersebut. Makanan manis yang akhir-akhir ini disukai oleh dia dan teman-temannya yang lain.
Senyum merekah di bibir tipisnya. Di detik berikutnya ia mengalihkan fokus pada Jaemin yang masih tetap berdiri di tempat.
"Salamkan ucapan terima kasih saya pada si pengirim ini, Mr. Na."
"Kenapa harus aku?" Jaemin mengerutkan keningnya, pura-pura heran.
"Karena aku tahu kau pasti mengenal dia," jawab Rheana seraya mengangguk dan kembali menutup kembali kotak tersebut.
Jaemin mendengus, lantas mengedikkan bahunya tak acuh. Pemuda itupun kembali keluar dari ruangan Yifan tanpa mengatakan salam perpisahan.
Orang aneh, pikir Rheana merasa keheranan dengan tingkah Jaemin yang sulit ditebak tersebut.
Mencoba untuk tidak mempedulikan hal tersebut, Rheana segera meletakkan tiga kotak tersebut di sisi lain meja dan kembali mengerjakan pekerjaannya.
Namun suara pintu yang terbuka kembali membuat pekerjaannya terhenti. Si gadis menghela nafas kasar dan melihat ke arah pintu. Ternyata sang pemilik ruangan telah kembali entah dari mana.
"Kau mendapatkannya lagi?" tanya Yifan. Pendangannya tertuju pada tiga kotak yang terletak di atas meja si gadis.
Dan Rheana hanya menjawab dengan anggukkan kepala karena si gadis telah kembali fokus pada layar notebook-nya, membuat Yifan merasa terasingkan. Si pemuda segera mengambil langkah mendekat, menutup paksa notebook milik Rheana, dan memaksa si gadis menatap matanya. Detik berikutnya, Yifan kembali memasamg senyuman semanis madunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TPS ( 3 ) - Hurt » Wu Yifan Ft Lee Taeyong [ ✔ ]
FanfictionBook three of the programmer series; Hurt - Wu Yifan ft Lee Taeyong Hal yang paling menyesalkan di hidup Rheana Andria adalah bertemu dengan seorang CEO seperti Wu Yifan.