Rheana menghembuskan nafasnya pelan. Semilir angin dingin yang menerpa kulit wajahnya tidak membuat gadis yang sedaritadi berdiri di balkon rumah itu untuk masuk ke dalam kamar. Ia terlihat menikmati hembusan angin tersebut.
Sudah rutinitas bagi seorang Rheana Andria berdiri di balkon rumahnya hanya sekedar menikmati angin. Entah sejak kapan--mungkin enam bulan terakhir--ia lebih banyak menghabiskan waktu di balkon sembari menunggu sang suami kembali dari pekerjaannya.
Terkadang Rheana kebingungan dengan dirinya sendiri. Disaat ada seseorang yang selalu menunggu dibelakangnya, kenapa ia selalu mengejar seseorang yang bahkan tidak peduli padanya?
Bodoh memang, dan Rheana akui itu.
Kisahnya memang tidak semenarik kisah Adara Dheandra yang berhasil mendapatkan seseorang dari permainan konyol yang ia buat, juga tidak semudah teman-temannya yang lain. Kisahnya hanyalah sebuah kisah biasa yang berakhir dengan si pemeran utama menikahi pemeran pembantu di kisah tersebut.
Yah, itulah yang terjadi di dalam hidupnya.
Enam bulan yang lalu, seseorang yang selama ini ia yakini sebagai kakak kandungnya datang ke rumah hanya untuk melamarnya. Tentu saja beberapa bulan sebelumnya pemuda tersebut telah menceritakan segala fakta yang ia tahu dan membantu Rheana untuk membuka hatinya kembali.
Sudah genap enam bulan mereka menikah, dan tidak ada hambatan sama sekali dalam rumah tangga mereka.
Tidak ada lagi seseorang semacam Kim Hyunjin ataupun Bae Irene yang ternyata pernah menjadi wanita berharga di kehidupan si lelaki sebelumnya.
Tidak ada pengganggu di dalam hubungan mereka.
Aman dan tentram.
Iya, tentu saja.
Memangnya apa yang bisa para wanita laknat itu lakukan kepada Rheana jika orang-orang disekelilingnya terlihat siap mencabik siapapun yang berani ikut campur ke dalam hubungan si gadis?
"Udah gue bilang, gak usah nungguin gue pulang." Suara seorang pemuda terdengar, diikuti dengan kedua tangannya yang melingkar pada pinggang si gadis--memeluknya dari belakang--kemudian mengecup lembut leher gadis tersebut.
Rheana tampak mendengkus. Ia mencoba menjauhi wajah pemuda itu dari lehernya. "Gue gak nungguin lo, Rel. Bacot banget dah, heran," gerutunya sinis, membuat Darrel menekuk wajahnya sebal. "Gue bercanda elah," sambung Rheana seraya berbalik menghadap si pemuda.
Gadis itu menangkup kedua pipi Darrel, menatap matanya dalam, sebelum akhirnya mengecup singkat bibir si pemuda.
"Thank you for everything. I am grateful to have you. I love you."
Dan malam itu mereka habiskan dengan menonton sebuah movie ber-genre fantasy yang sangat disukai oleh Rheana.
Coming soon....
Extra part ( ͡° ͜ʖ ͡°)
KAMU SEDANG MEMBACA
TPS ( 3 ) - Hurt » Wu Yifan Ft Lee Taeyong [ ✔ ]
Fiksi PenggemarBook three of the programmer series; Hurt - Wu Yifan ft Lee Taeyong Hal yang paling menyesalkan di hidup Rheana Andria adalah bertemu dengan seorang CEO seperti Wu Yifan.