Perempuan yang memilih jatuh cinta pada seni, ada kalanya di PHP-in, kadang di BAPER-in. menulis bukan pelarian dari sakit hati, tapi untuk berbagi tentang dunia seni. –FTRV-
***
Menangislah jika kamu ingin menangis, karena itu tidak berbayar. Marahlah jika itu memang perlu. Hati juga perlu mengekspresikan perasaanya, jangan biarkan hatimu terkurung sendiri di ruang yang perlahan bisa membunuhnya. Terbanglah seperti kupu-kupu yang dengan bebas mencari dunianya.
Kupu-kupu itu indah, dicintai dan dikagumi banyak orang. Meski terkadang mereka tidak tau apa yang telah dilaluinya untuk bisa seindah itu.
Bunga mekar untuk menjadi indah. Ulat yang terlihat menjijikan di mata orang bermetamorfosis untuk menjadi kupu-kupu yang indah. Matahari menampakkan diri kala hujan reda, hanya karena ingin menunjukkan sebuah pelangi setelah hujan.
Terkadang aku kagum dengan kupu-kupu, Ia mampu melewati rangkaian kehidupannya dengan baik. Meski banyak yang mencaci kala Ia masih menjadi seekor ulat yang menjijikan, yang hanya dilihat sebelah mata oleh orang-orang. Namun dengan keteguhannya melewati rangkaian kehidupan ini, Ia mampu mendapatkan kedua mata orang-orang yang dulunya hanya melihat Ia dengan sebelah mata.
Aku tak setegar kupu-kupu yang kala dicaci Ia diam saja, yang kala dihina Ia tak berkutik, yang ketika Ia hanya dilihat sebelah mata Ia menerima dengan senang hati. Aku tak sekuat kupu-kupu yang ketika masih menjadi kepompong, meski diterpa hujan deras dan panas terik Ia masih bertahan dalam kurungan yang mungkin menyesakkan itu. Aku seseorang yang sewaktu-waktu bisa menangis kapan saja, seseorang yang bisa menjerit ketakutan ketika dunia mendesakku, seseorang yang akan marah kala merasa tak dihargai.
Kupu-kupu itu memberiku pelajaran tentang makna dan filosofi kehidupan.
Seperti hal nya manusia ketika bayi, Ia hanya melakukan satu tugasnya. Makan. Itu saja yang Ia lakukan setiap harinya untuk bertahan hidup ketika masih menjadi ulat. Sebelum akhirnya Ia melewati masa kesunyian dan kesendiriannya dalam balutan kepompong nanti. Dan pada tahap itu juga, manusia tengah mencari jati dirinya dengan berbagai macam rintangan yang dilewatinya.
Larva dalam balutan kepompong itu harus mengalami kesunyian dalam sepi, sendiri. Menjerit dalam hampanya perasaan. Itu juga yang di alami manusia, harus menjalani proses di dunia yang keras ini. Kadang tawa menjadi hiasannya, namun juga selalu ada air mata yang menjadi bumbunya.
Seseorang pernah berkata, jika tak ada yang berubah maka takkan ada perubahan. Ulat tidak akan menjadi kupu-kupu tanpa menjadi kepompong terlebih dulu. Dan untuk berubah menjadi kupu-kupu yang indah dengan sayap yang kuat dibutuhkan perjuangan yang tak kalah kuatnya.
Aku memiliki mimpi, kamu memiliki mimpi, mereka memiliki mimpi, dan semua orang pasti memiliki mimpi. Dan untuk mencapai itu semua tidak semudah yang aku bayangkan. Meskipun aku tak bisa menjadi kupu-kupu, mungkin aku bisa berubah menjadi seperti kupu-kupu. Dan untuk mewujudkan itu semua, maka harus hadir perubahan. Aku atau waktu yang akan berubah.
****
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA :) VOTEMENTNYA DITUNGGU YA, TINGGALKAN JEJAK KALIAN
FOLLOW IG :
@sketsarasa_
SALAM SKETSA :)