#16 Balutan Kepompong

58 0 0
                                    


****

Berbicara tentang waktu memang tidak akan ada habisnya untuk di bahas, selalu saja ada cerita di setiap detik yang di laluinya. Entah itu suka atau duka, tentang masa lalu atau masa depan.

Semua orang memiliki mimpi, dan semua orang juga ingin mimpinya terwujud. Tapi tak terlepas dari kata itu, selalu ada kalimat yang sudah tak asing menyertainya. "Tuhan akan memberi apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan". Dan, kalah telaklah aku. Aku terlalu condong pada apa yang aku inginkan, hingga aku lupa akan apa yang aku butuhkan.

Entah apa yang kupu-kupu rasakan ketika masih berada dalam balutan kepompong. Namun yang jelas menurutku itu tak mengenakkan. Sepi, gelap, dan sendiri. Hatiku sering meronta untuk segera pergi dari ruangan yang cukup mencekam ini, namun ragaku tetap saja memilih untuk tinggal. Beginikah jika jiwa dan raga belum bersahabat?

Semua orang pasti pernah berada di titik "takut". Titik di mana semuanya terasa gelap, hanya ada ketakutan yang menyelimuti dan bersarang di dinding hati.

Ternyata bukan dunia yang berubah, tapi hatiku yang belum bisa menerima sesuatu yang masih terasa asing bagiku. Seseorang berkata, "Hidup itu harus berani. Ketika kita tidak berani menghadapi perubahan, itu berarti kita juga tidak berani menghadapi kemajuan".

Mungkin ini saatnya untuk aku melangkahkan kaki menuju sesuatu yang seharusnya aku tuju. Menjadi seperti kepompong yang berkarya dalam diam, dan bertahan dalam kesempitan. Namun dapat terbang bebas ketika menjadi kupu-kupu, menari di antara bunga-bunga dan menebar keindahan pada dunia. Hingga angin memeluknya dalam sejuk.

Tetapi, entah akan di kenang seperti apa aku nantinya. Akankah di kenang sebagai kepompong yang tak kunjung melepas balutannya? Kepompong lambat yang kesulitan melepas balutannya? Ataukah kepompong yang berhasil melepas balutannya dengan sempurna? Entahlah. Jika aku harus berharap kembali, aku belum siap menerima resiko yang akan terjadi.

Menjadi apapun aku nantinya akan di kenang, aku akan tetap menebar keindahan meski dalam ruang sempit sekalipun.

****

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA SKETSA RASA 😊 TINGGALKAN JEJAK KALIAN YA, KARNA MAIN GELAP-GELAPAN ITU GAK BAIK.

FOLLOW IG;

@sketsarasa

SKETSA SALAM DARI RASA 😊

Sketsa RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang