***
Ada sebuah garis yang membuatku kelu untuk bertindak, untuk membantah, bahkan untuk melawan. Garis yang mungkin tidak ada satu orang pun di dunia ini yang mampu menentangnya, bagaimanapun caranya dan sekeras apapun usahanya.
Nyatanya hidup ini ditakdirkan untuk sebuah perpisahan, berpisahnya seseorang dengan yang dianggapnya dekat bahkan yang tak dikenal sekalipun. Entah itu berpisah karena jarak, waktu, keadaan yang memaksa untuk berpisah, atau bahkan kematian.
Aku tau kenapa Tuhan menciptakan sebuah rindu di setiap hati manusia, itu karena Ia tidak mau aku sepenuhnya melupakan sesuatu yang pernah membantuku dalam mengisi lembaran cerita dihidupku. Yang initinya aku harus bisa menghargai setiap detik yang pernah aku lalui, yang sedang aku lalui, dan mungkin yang akan aku lalui.
Itu mungkin sebabnya kenapa sekolah mengadakan pelajaran Sejarah yang kebanyakan orang berfikir bahwa 'buat apa berurusan dengan masa lalu?', 'buat apa terus mengenang masa lalu yang jelas-jelas udah gak ada?', 'yang lalu biarlah berlalu', 'buka lembaran baru', dan kicauan yang lainnya.
Masa lalu ada bukan untuk di kenang terus-menerus, bukan juga untuk dilupakan. Ia hanya ingin diakui keberadaanya...
Sesuatu yang sudah terbiasa bersama, dengan tiba-tiba harus bertemu dengan sebuah garis itu. Garis yang memaksa kita untuk berpisah, oleh jarak. Jarak selalu hadir dalam setiap kehidupan manusia, diinginkan atau tidak diinginkan. Ditunggu atau tidak ditunggu, diharapkan atau tidak diharapkan. Karena itu sudah menjadi garisnya, garis Tuhan.
Pelukan itu mengingatkanku kembali bahwa perpisahan dengan kalian itu benar-benar terjadi. Saat itu, entah aku ingin menangis karena belum siap untuk berpisah, atau ingin berteriak supaya ada yang mendengar bahwa aku belum siap untuk berpisah. Yang jelas, aku merasakan nyaman dalam pelukan perpisahan itu.
Jika rasa yang awalnya duduk manis di dalam sarangnya, kini perlahan mulai goyah. Rasa yang awalnya tenang dalam tempatnya, mulai merasakan ketidaknyamanan. Seperti ada yang hilang, Ia terus mengoyangkan tempatnya itu.
Tanpa aku sadari, rasa itu sedang bermetamorfosis menjadi sebuah rindu yang entah kapan akan muncul begitu saja tanpa aku rencanakan. Sebuah rasa yang akan mengingat waktu yang dulu pernah dilewatinya, waktu ketika Ia bahagia dengan siapa dan karena apa, waktu ketika Ia sedih oleh siapa dan karena apa pula.
Aku rindu...
Rasa yang sedang bermetamorfosis itu, suatu saat akan mendorongku untuk mengucapkan kata itu.
Sebentar lagi, rasa itu akan hadir entah bagaimana caranya atau dengan apa datangnya. Semoga masa-masa itu bersedia untuk aku rindukan.
***
TERIMAKASIH SUDAH MENYEMPATKAN MEMBACA, VOTE AND COMMENT YA!
FOLLOW IG:
SALAM SKETSA :)