Chapter 23

5.2K 294 62
                                    

Mataku menatap langit malam. Malam sudah semakin larut. Aku berharap semuanya hanya lah mimpi buruk. Tanpa ku sadari bulir bulir air terjatuh dari mataku.

Tanpa ada niatan untuk menghapusnya aku terus mengeluarkan nya dari kedua sisi mataku. Aku menunduk kan kepala ku lalu perlahan ku putar kepala ku ke arah seorang namja yang tertidur pulas di atas ranjang dalam kamar.

Aku hanya bisa tersenyum tipis melihatnya air mata ku terus mengalir, hati ku merasakan perih nya luka yang ku dapat dalam satu hari ini. Bagaimana bisa? Padahal kemarin semuanya baik baik saja!

Memang tidak ada yang tau bagaimana keadaan seseorang untuk kedepannya tapi aku rasa nasib ku lah yang paling naas. Aku sekarang bisa menunduk dan menangis untuk meluapkan rasa campur aduk yang ku rasa kan.

Angin malam berhembus menerpa pori pori kulit ku. Ku rasa udara semakin dingin. Aku berjalan masuk ke kamar dan duduk tepat di samping jungkook tertidur. Aku menghela nafas pendek lalu ikut berbaring di samping nya dan ikut terlelap.

*****~~~~*****

Flashback on.

"kau sakit kanker otak"

Jawaban hyemi mampu membuat ku terkejut entah kenapa seperti ada beribu pedang yang menusuk ke dalam tubuh ku.

"Tidak... Tidak mungkin.. Ahaha.. Hahaha.. HAHAHAHAHAHAHA.. KAMU PASTI BERCANDA KAN HYE!? IYA KAN!? HAHAHA SO FUNNY!" Aku berteriak tapi tetap saja aku tidak bisa menghentikan air mataku.

"Tidak! Aku tidak bercanda Yeon ji! Jika kau tidak percaya lihat lah ini" hyemi memberi ku sebuah amplop cokelat lalu segera ku buka. Mata ku membulat dan nafas ku tercekat.

Aku berteriak dan menangis se jadi jadi nya sambil menjambak rambut ku sendiri seperti orang depresi. Jimin oppa dan hyemi berusaha menenangkan ku.

Setelah beberapa saat aku tenang dan mulai menerima keadaan tapi aku tetap berfikir. Kenapa nasib ku seperti ini? Kenapa ini terjadi kepada ku?

Flashback off.

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Jalan ku lunglai memasuki area sekolah. Hari ini masuk seperti biasa tapi tetap saja rasanya beda dari hari kemarin.

Aku berjalan memasuki lorong sekolah, aku berjalan sendiri karena katanya jungkook sedang ada urusan tadi pagi dan berangkat duluan menggunakan mobilnya.

Aku memasuki kelas dan masih sepi belum banyak anak anak hanya ada beberapa. Kepala ku tiba tiba terasa pusing saat berjalan ke arah bangku. Aku merasa ada yang mengalir keluar dari hidung ku.

Aku memegang hidung ku, benar saja darah yang keluar mau tidak mau aku keluar kelas lagi dan berlari ke arah kamar mandi. Tepat saat di pintu kamar mandi dapat ku lihat jungkook berjalan memasuki lorong dan aku segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan darah.

Aku menunduk untuk mendekatkan hidungku dengan keran. Lalu saat aku mengangkat kepala ku ada yang memberikan ku tissue aku menoleh...
Dia,.....
.
.
.

Herin, teman sekelas ku. Aku menatap nya lalu menerima tissue itu sambil tersenyum.

"Aku tadi melihatmu mimisan jadi aku ber-inisiatif untuk memberi mu tissue" katanya sambil menggaruk pipinya yang ku rasa tidak gatal.

"Hahaha, terima kasih untuk peduli kepada ku"

"Hmm... Aku mau nanya sesuatu boleh?" Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Kau adiknya park jimin kan?" aku mengangguk untuk kedua kalinya.

"Kenapa? Kau ingin meminta tanda tangannya?" tebak ku. herin pun hanya tersenyum.

My Husband  - Jeon jungkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang