"Tik anterin ke kamar mandi ya?" pinta ku
Namun Tika ekspresi nya berubah menjadi sumringah, bahkan Tika yang tadi berkeringat dingin kini menampakkan antusiasnya untuk ke kamar mandi.
Ketauan kan lo, kalau kebelet. Batinku
"Nya lo lama ah!" bentak nya kemudian ia beranjak meninggalkan injakan kaki.
"Pak ijin ke kamar mandi" ijin Tika ke Pak Yanto, dan beliau pun mengangguk sebagai jawabannya.
"Ayo nya!" ajak nya ketika berada di depan meja ku, dan aku langsung bangkit mengikuti Tika dari belakang.
"Tik lo kebelet kan?" tanya ku saat di depan pintu kelas
"Iya la, lo gak peka emang?" tanya nya balik
"Yaa peka sih, cuman gue mastiin aja, mangkannya gue ajak ke kamar mandi" jelasku
Setelah itu Tika berjalan cepat menuju kamar mandi yang tidak jauh dari kelas, bahkan sebelah kiri kelas delapan D adalah kamar mandi, dan sebelah kanan nya delapan D adalah kelas ku.
Aku menunggu Tika di luar, gak mungkin kan kalau aku ikut masuk? :v
Beginilah nasib teman ketika mengantarkan teman nya ke kamar mandi, megangin pintu sampai dia puas mengeluarkan seluruh emasnya dari tambang emas miliknya.
Aku megangin pintu sambil celingukan takut kalau ada mahluk aneh yang berada di dekatku, Tika juga lama ngeluarinnya.
"Tik udah?" tanya ku sedikit berteriak
"Belum lah, baru aja masuk" teriaknnya dari dalam
KLOTAK TAK..
"Apaan tuh?" tanya ku pada diri sendiri
"Mungkin tukang kebon" jawabku sendiri sambil mengelus dadaku karna kaget
Hening.. Sangat hening... Bahkan suara gaduh siswa pun tak terdengar di telingaku.
"Tik lo di dalem kan?" tanya ku, karna sejak aku mendengar suara barang jatuh itu seperti tak ada kehidupan di dalam kamar mandi yang gagang pintu nya aku pegangin.
Hening... Sama sekali tak ada jawaban..
"Tik masih idup kan lo? Yang bener dong jangan bikin gue dag dig dug!" teriakku
Namun lagi lagi masih hening, tak ada respon sama sekali, bahkan suara gemricik air pun tak terdengar.
"Tik gue tinggal nih!" teriakku bukan main
"Tik gue serius astagfirullah" teriakku lagi sedikit bergetar
Oke fix, gue tinggal. Batinku
Satu..
Dua..
Sedikit melonggarkan telapak tanganku yang menggenggam gagang pintu itu..
Bismillah ucapku dalam hati
"TIGAAA" teriakku bukan main
Langsung saja aku melepaskan gagang pintu itu dan alhasil terdengar jeritan melengking saat aku berjarak setengah meter dari pintu itu.
Ternyata..
"Nya lo gila ya!" teriak Tika dari kamar mandi
Aku langsung membalikkan badan dan menganga meskipun kaki ku sedikit bergetar, sebab Tika yang terlihat kewalahan bangkit dari tempat pengahasilannya itu sambil menutup pintunya, karna aku tau pintu itu tak mempunyai kunci atau semacamnya.
Aku langsung lari sambil memejamkan mata sebab gak mungkin juga aku melihat (Astagfirullah) .
Aku langsung meraih gagang pintu meskipun masih meraba pintu tersebut.
"NYAAA! Awas lo ya!" Teriak Tika kesal.
Aku langsung tertawa mengingat insiden tadi, toh salah siapa gak menjawab teriakan ku tadi😂
ΔΔΔΔ
Kebanyakan ya ini😅
Komen ya vote ya:))Ada salam lagi nih dari Anya yang gak merasa bersalah sama sekali ke Tika:"V
Perumpamaan nya juga seperti ini, Anya juga pakai kaca mata kok😉
Terimakasi🌈
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Years Ago
Teen FictionDari dua tahun yang lalu, seorang Anya Alfianza Ningrum bertemu dengan sosok persahabatan yang membuatnya menemukan lika liku persahabatannya, namun semuanya seperti pelangi! Ada-Indah-Menghilang. [N.B : Khusus part 1 revisi-acak]