Hehehehehehehehehehehehe:VNanti konflik nya masih jauh, masih di ujung cinta nya dia, eyaaaaa😀 aku masih ngenalin satu demi satu.. Sabar yaaa...
LANJUTTTTTT..
Aku menulis sedikit demi sedikit bahasa arab ini, bahkan posisi yang tadinya nyaman kini berubah ketika Tika ikut ikutan berbalik dan meletakkan tangannya di tanganku.
"Gimana gue mau nulis, lo bisa minggir gak! cyuhh cyuhh sana" ucapku pelan namun sinis.
Namun seorang Tika dilawan? Percuma. Dia itu berkepala batu gede, susah di bilangi kalau dia lagi jail atau isengin orang.
Gak betah duh, si kampret gabisa ya gausa kayak jelangkung gitu, gak di undang langsung gabung ntar juga langsung nyeludur, dasar jengkolong. Pikirku.
Aku mendongak lalu melihat belakang cewek di hadapanku ini ada bangku kosong di sana.
Kesempatan, batinku.
Aku berucap pelan namun masih bisa di dengar oleh tiga cewek di sekelilingku.
"Gue pindah ya! Makasi ya, sorri ini ada jengkolong" ucapku sambil melirik ke arah Tika
Aku beranjak menuju meja yang hanya di isi oleh seorang cewek yang aku tak tau namanya, dan juga dia keliatan mau selesai.
Aku duduk di sampingnya, mengajaknya berkenalan sekedar basa basi saja.
"Nama lo sapa?" tanyaku
"Bayra" jawabnya
Nama nya aneh, batinku.
"Boleh gabung juz ama nya? Soalnya disitu ga nyukup" pintaku sambil menunjuk bangku depanku
Dia menyodorkan juz ama nya ketengah dan ketika itu aku bisa bebas menulis tanpa gangguan cecunguk itu.
Beberapa menit kemudian, aku merenggangkan otot otot di lenganku, menarik nafas dalam dalam dan saat ingin aku keluarkan Tika menatapku sambil tersenyum aneh, gak ada manis manis nya sama sekali dan aku hanya mengedikkan bahu.
Aku melanjutkan menulis ayat demi ayat Al- qur'an itu, tulisanku juga tak sebagus tulisan ustadzah di tempat pengajianku namun tulisanku masih bisa dibaca oleh siapapun yang mau membacanya. :))
Aku menutup buku dan akhirnya bisa bernafas lega.
Satu tugas selesai, gumamku.
Aku melihat papan absensi di dinding dekat papan tulis, disana tercetak nama Karlisa M. Siapa dia?
Aku ingin menanyakan perihal pertanyaan benakku ke seorang gadis di sampingku, namun aku bingung harus memulai dari kata apa? Aku bukanlah orang yang mudah bergaul, tapi aku orang yang mencari kenyamanan untuk bergaul.
Dia terlalu diam, batinku
"Eee-lo ta ta u gak Karlisa itu sapa?" tanyaku sambil tersenyum ke arah nya meskipun sedikit gugup
"Teman kelas tujuhku, dia gamasuk sakit katanya" jawabnya sambil membenarkan posisi duduknya.
"Sakit apa?" tanyaku yang ntah terlontar begitu aja.
"Tipess" jawabnya pelan
Aku mengangguk paham, bahkan aku sudah sering kali terjangkit penyakit itu, bolak balik ke rumah sakit gara gara tipes, jadi aku mengerti perasaan Karlisa yang aku tak tau nama panggilannya.
Pindah?enggak?pindah?enggak?
Pertanyaan itu muncul seperti tuntutan bercucuran.
Kalau pindah ntar Tika jail lagi, kalau enggak, aku jadi diam seribu bahasa padahal bukan aku banget. Gimana nih? Pikirku.Akhirnya aku bangkit namun sebelum itu aku mengucapkan terimakasi kepada Bayra.
Aku meletakkan pantatku tepat di posisi pewe ku, surga dunia memang.TETTTTT TETTTT TETTTT...
bel istirahat berbunyi, okelah! baru saja menemukan surga dunia namun harus kacau karna sebuah Bel sebab Tika terus menarik ku untuk pergi ke kelas nya Eva, padahal jauh banget kalau di itung jengkal se jengkal dari kelasku.
"Ayoo nyaaa, lo mah! Gue males disini gabisa gerak bebas tau!" katanya sambil menarik lenganku, dan aku masih stay di tempat dudukku.
"Nyaa!! Bayu tuh nyamperin!" serunya. Aku terlonjak kaget langsung saja aku berdiri, berjalan ke luar kelas namun saat aku celingukan di depan tak ada tuh keberadaan Bayu, kekasih baru! Ahahaha sa ae lu.
"Ngibul lo ya!?" tanya ku gregetan
"iya! Ah lo mah kalau Bayu langsung siap 123 tapi kalau lainnya masih nunggu angka 10, dasar lo sama kek badak bercula satu.huh!" serunya yang langsung menarikku
"ngomong model monyet ya lo! Gak jelas amat" ucapku kesal.
Hehehehehe mak asih ya!!
Komen ya komen, butuh banget kritikannya:))Sorri kalau absrud:))
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Years Ago
Teen FictionDari dua tahun yang lalu, seorang Anya Alfianza Ningrum bertemu dengan sosok persahabatan yang membuatnya menemukan lika liku persahabatannya, namun semuanya seperti pelangi! Ada-Indah-Menghilang. [N.B : Khusus part 1 revisi-acak]