Hari ini memang hari libur, dan aku sudah mengiyakan ajakan Bayu.
Aku menunggu nya sesuai tempat perjajian kita ketemu, sebab kalau kerumah tak memungkin kan.
Hampir sepuluh menit aku menunggu dia di pinggir jalan yang disebelah ku terdapat tulisan di tiang listrik.
Ajari aku terjatuh, agar aku tau sejauh mana rasa sakit itu, akan mengusik ku di kemudian hari.
Aku tertawa dalam hati, bisa-bisa nya orang iseng nempelin stiker yang isi nya quoetes galau
Aku kembali menatap lurus jalanan yang lumayan ramai, kembali menunggu seseorang yang mungkin sedikit menguji kesabaranku dan aku bukan lah cewek yang suka menunggu malahan aku tak menyukai kata menunggu.
Apalagi menunggu kepastian:)
Bikin kesel dan bawaan nya bosan.Lima belas menit masih tak kunjung juga, kaki ku mulai pegal berdiri disini dan telpon ku tak di angkat sama sekali bahkan sms pun sama.
Dulu masih jaman nya bbm, tapi Anya pakek sms sama telpon, dia nya gak ada kuota 😂
Setelah menunggu hampir setengah jam, dia datang dengan motornya serta senyum tak bersalah terpaut di bibir nya.
Aku mencebikkan bibirku, siapa yang tak kesal menunggu hampir setengah jam, apalagi matahari lagi terik.
"Sudah jangan manyun gitu, jelek tau" ejek nya.
Aku tetap berdiri menghiraukan ejekan nya.
"Ayo naik, malah berdiri sama manyun manyun gitu, tambah imut nanti"
"Najis" ucapku sengit.
"Tadi bilang jelek sekarang imut, mau nya gimana sih?" tanya ku kesal.
"Lupakan sayang, nanti aku jelasin di jalan" elak nya.
Aku menaiki motornya dan tetap memberi jarak.
Kalau kalian mengira Anya adalah cewek seperti biasanya, kalian salah, malah Anya suka kebawa gengsi sekedar mengobrol, sementara kalau di bonceng tetap seperti kakak adik yang sedang bertengkar. Seperti itulah..
Di perjalanan aku sengaja membungkam mulutku agar tak berbicara meskipun mulut ini sudah gatel untuk protes atau bertanya.
"Eh mas hati-hati dong" bentak ku saat motor ini hampir terserempet mobil.
"Loh loh Nya, dia udah bapak bapak, malah kamu panggil mas nanti dia ke gr an gimana?"
"Fokus nyetir!" bentak ku.
Hampir satu jam kami sudah berada di alun alun. Suasana nya memang ramai mengingat hari ini hari libur, bahkan kebanyakan mereka adalah pasangan.
"Kita ngapain kesini?" tanya ku saat Bayu mau memakirkan motornya.
"Jalan jalan"
"Kesini?"
"Iya"
Aku sebenarnya senang di ajak ke sini daripada Mall, tapi disini banyak orang dan itu membuat ku sedikit malu.
Dia memakirkan motornya dan aku turun.
"Mbak ini karcis nya" aku kaget dan langsung membalikkan badan, ternyata tukang parkir yang menyodorkan selembar kertas.
Aku menerima nya dan langsung aku simpan di tas selempangku.
"Mas kunci motor awas lupa" mengingat dia suka teledor.
"Udah, ayo!" setelah dia menaruh helm ke spion nya, dia menarikku untuk menikmati alun alun ini.
ΔΔΔΔ
Salam dari Anya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Years Ago
Teen FictionDari dua tahun yang lalu, seorang Anya Alfianza Ningrum bertemu dengan sosok persahabatan yang membuatnya menemukan lika liku persahabatannya, namun semuanya seperti pelangi! Ada-Indah-Menghilang. [N.B : Khusus part 1 revisi-acak]