5. Dufan

5K 601 17
                                    

Chenle ngubah arah jadi ke Dufan karena Lucas yang sibuk merengek ingin bermain dulu. Jaemin hanya bisa mencibir karena sangat tahu maksud dan tujuan Lucas mengajak ke sana.

Padahal, kakak-kakak Chenle yang lain bisa dibilang anteng, tidak ribut, malah jatuh tertidur karena lelah. Tadi Lian pun sempat berkenalan. Ada Winwin, Kun, Renjun, dan Lucas sendiri yang terbilang unik.

Lucas bahkan sudah menyerobot tempat di samping Lian. Membuat Chenle duduk di samping supir, sedang yang lain duduk di belakang.

"Wah, udah lama gue nggak ke Jakarta."

Lian senyum, menanggapi ucapan Lucas. "Emang lo sering ke sini? Kayaknya lancar banget bahasa indo."

"Sering malah."

Jaemin cemberut terus dari tadi, tangannya dilipat di dada, pandangannya menuju keluar tanpa mau melihat ke arah Lian dan Lucas yang asyik mengobrol.

"Jae, lo kenapa? Diem aja dari tadi?" tanya Lian yang merasa janggal dengan sikap Jaemin, padahal sepanjang perjalanan tadi dia yang sibuk berbicara dan bercanda.

"Gapapa." Bahkan nada bicaranya pun terdengar ketus.

Lucas menangkup kan kedua tangan di pipi Lian, membawanya agar menghadap ke arah Lucas lalu tersenyum manis. "Biarin aja, dia emang sewotan orangnya."

Senyuman canggung terukir di bibir Lian, bingung harus melakukan apa. Sedangkan Chenle hanya menghela napas panjang, sangat tau apa yang terjadi pada Lucas dan Jaemin di masa lalu.

"Pak berhenti pak."

Yang dibelakang menatap bingung, Chenle turun dari mobil, membuka bagian penumpang, "pindah ke depan Lian, biar aku yang disini."

"Bener gapapa kamu yang disini?"

Chenle mengangguk.

Oke fix, aku kamu - Lucas

Dan sekarang Lucas juga ikut ngambek seperti Jaemin.

--

"Eh Lian ke sana yuk," seru Lucas bersemangat, menarik lengan Lian untuk mengikutinya ke arah permainan Viking.

Lian hanya tersenyum pasrah, menolak pun dia tidak bisa. Sedangkan wajah Jaemin masih ditekuk karena kesal. Tentu saja kesal karena melihat Lian yang ditarik seenaknya oleh Lucas.

Dia merogoh handphone, membuka apk line lalu segera menulis beberapa kalimat di sana. Sebelum akhirnya memilih berpisah dari rombongan.

'Temui aku di permainan rollercoaster, aku bakalan nunggu kamu.'

Lian mendongak, mencari presensi seseorang yang mengiriminya pesan singkat. Bahkan Lian tau ada rasa kekecewaan di sana. Tentu saja, dia dan Jaemin sudah merencakan banyak hal dari rumah. Tapi dirinya malah terus bersama Lucas tanpa bisa berbicara sebentar dengan Jaemin.

Chenle dapat membaca keadaan dengan baik saat Lian menatapnya penuh harap. Dia segera merangkul lengan Lucas dengan erat dan menarik pria itu menuju wahana yang lain, tentunya yang berada jauh dari posisi Lian. Berusaha mengalihkan perhatian. Chenle pun merasa bersalah, harusnya dia tidak mengajak Jaemin jika akan berakhir seperti ini.

Seperti pesan yang dikirim Jaemin, cowok itu benar-benar menunggu di rollercoaster. Bersandar di pagar besi yang ada di sana, pandangannya menatap ujung sepatunya. Menanti dengan sabar, meskipun mungkin saja Lian tidak akan ke sini.

Tapi pikirannya salah, Lian sudah berdiri di hadapannya, terengah karena setengah berlari. Senyuman masih mengembang di bibirnya. Membuat Jaemin terhipnotis. Membuat sebuah senyuman di bibirnya.

"Aku kira kamu ga akan dateng," ucapnya pelan dengan bibir yang sengaja dimanyunkan.

"Ini buktinya aku sekarang ada di depan kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini buktinya aku sekarang ada di depan kamu."

Jaemin tersenyum malu. Malu karena Lian yang mulai memanggilnya dengan aku kamu. It's so specially for Jaemin.

Dia menggenggam jemari Lian erat, menariknya menuju wahana rollercoaster dengan senyuman yang mengembang.

Hari ini. Na Jaemin akan mencatat hari ini sebagai hari terindah untuknya.

Jadi, bolehkah Jaemin merasa egois sekarang?

Untuk memiliki Lian yang notabene baru dikenalnya untuk menjadi pujaan hatinya?

--

Di rumah, Mark sedang bermain air di kolam renang belakang rumah. Dia suka air, dia suka berenang, rasanya sudah lama sekali dia tidak pernah berenang karena ulah Haechan dan Jaemin.

Tentu saja, bagaimana mungkin Mark mau berenang bersamaan dengan kodok dan kecebong yang sengaja di biarkan di dalam kolam seperti itu. Mark takut terkena penyakit kulit.

Dan ya, tidak ada satupun yang mau menemani dirinya berenang karena mereka tidak bisa berenang.

"Mau berenang?"

Suara seseorang menginterupsi Mark, membuatnya memalingkan pandangan dan menemukan presensi Jaehyun yang berdiri tak jauh darinya, mengenakan kaos putih polos dan celana pendek hitam.

Mark mengangguk semangat saat melihat Jaehyun mulai masuk kedalam kolam renang.

"Bisa berenang bang?"

"Bisa dong, gini-gini gue juara berenang tingkat kabupaten loh."

Seakan tertantang dengan ucapan Mark, Jaehyun mulai berenang, hilir mudik di kolam renang rumah Lian yang sangat luas itu untuk menunjukkan kepandaiannya berenang.

Mark menatap kagum, ikut masuk ke dalam kolam lalu berenang, dia bahkan mengambil bola plastik dan melemparkannya ke Jaehyun. Kedua pria itu tersenyum lebar, seakan tidak memiliki masalah dan bermain sepuasnya.

Yah, mumpung masih liburan, jadi senang-senang saja. Begitu pikir mereka.

Tak berapa lama, Taeyong dan Haechan bergabung.

Ikut bermain air di sana sambil bermain voli air.

Dan untuk pertama kalinya Mark bahagia tinggal jauh dari orang tua.[]

Kos-kosan NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang