Lucas termenung menatap langit-langit UKS. Badannya terasa lemas saat ini. Dan bertambah lagi saat dia sadar Lian ada di sampingnya sambil memperhatikannya. Duh Lucas kan jadi grogi.
"Lucas, lo gapapa kan?" Lian menatap Lucas cemas.
Lucas memegang kepalanya, bersikap sok lemah. Renjun yang melihat jadi jijik sendiri. Drama banget.
"Cuma agak pening dikit aja."
"Ya udah, kalo gitu gue ke kelas aja ya. Lo harus istirahat cas."
Loh, maksud Lucas nggak gini cuy.
"Eㅡehhh lo nggak temenin gue di sini?" Lucas kebingungan niat hati bilang gitu biar Lian nemenin tapi malah nggak berjalan sesuai rencana.
"Gue kan masih baru, nggak bisa mau bolos."
"Udah gue aja yang temenin." Kun muncul dari pintu membuat Lucas merinding.
Kun itu tipe orang yang santai, kalem dan nggak banyak tingkah kayak yang lain. Tapi kalau sudah marah, duh mending jangan di senggol kalau nggak mau kena bacok.
"Ya udah, kalo gitu aku ke kelas dulu ya kak, Cas." Lian tersenyum manis.
Kun mengangguk, mengusap lembut kepala Lian, "Semangat belajarnya ya."
"Iㅡiya kak."
Lucas melotot melihat kemesraan di depan matanya itu. Menyebalkan. Tau gini Lucas lebih baik ke kelas saja. Toh tidak ada yang menarik di UKS. Yang ada Lucas jadi seram sendiri karena Kun yang terus menatap tajam dengan tangan di silangkan depan dada. Menyeramkan.
"Sakit apa lo?"
"Pusing bang."
Pait pait pait pait
Hening sejenak, Kun hanya menatap tajam Lucas sedangkan Lucas sibuk memainkan jemarinya gelisah.
"Gue tau lo bohong, buruan sana ke kelas," Kun menarik napas panjang, ia beranjak dari sana lalu kembali ke kelas.
Lucas dapat menghela napas sekarang. Sudah deh, dia sudah kapok pura-pura pingsan lagi.
--
"Eh tau gak?" ucap Jaemin yang baru saja tiba di kelas.
"Apa apa." Haechan menanggapi.
"Manggis sekarang udah ada ekstraknya loh."
"Hoalah asu." Haechan yang emosi menjitak kening Jaemin.
"Sakit anjer."
Tak berapa lama Jeno muncul dari pintu kelas bersama Lian. Mereka mengobrol sambil sesekali tertawa. Rasanya kepala Jaemin dan Haechan terbakar api cemburu karena Mark dapat mencium aroma gosong.
"Jadi lo sekelas sama mereka?"
Lian mengangguk, sedikit menaikkan tasnya yang agak turun. Jeno yang peka langsung berinisiatif membawakan tas Lian yang ternyata memang agak berat.
"Bawa apaan lo?"
"Bekal, tadi di masakin sama Kak Kun."
Tadi pagi Kun memang membawakannya bekal saat di rumah. Dan Lian jadi tidak sempat memakannya karena ulah Lucas tadi. Padahal Lian bermaksud memakannya diam diam saat di perpustakaan.
Jeno berdecih, membuang muka malas lantas melaju cepat menuju tempat duduk Lian yang sebelumnya sudah di tunjukkan. Ia meletakkan tas gadis itu. Menatap tajam pada Jaemin dan Haechan yang memperhatikannya.
"Apa liat liat?! Ngefans lo?"
"LAH KOK NGAMOK ANJ." Haechan ngegas.
Jaemin menepuk nepuk pundak Haechan. Meskipun dia tau kalau Haechan tidak mungkin berani kalau masalah adu bogem. Gaya aja kayak preman padahal mental kerupuk seblak, letoy.
Jeno hanya berdecih sambil berlalu dari sana. Mood nya sudah turun dan ditambah melihat wajah wajah bloon Haechan dan Jaemin, rasanya Jeno jadi makin emosi.
"Lian, kok lo sama dia sih?" Jaemin bertanya dengan wajah sok imut.
"Iya tadi ketemu di depan UKS."
"Jangan deket deket sama yang lain. Cukup sama aku aja ya." Haechan berceloteh, yang justru membuat Lian jadi canggung.
Suara ramai dari depan kelas membuat mereka mengalihkan perhatian. Di sana ada seorang cowok yang bersandar pada pintu dengan tangan yang membawa gitar. Mata tajamnya menatap lurus ke arah lian tanpa memedulikan sekitar.
"Lo. Ikut. Gue. Sekarang."[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-kosan NCT
FanfictionKata orang, kalo ketemu sama orang ganteng itu berkah. Tapi menurut gue itu keajaiban, apalagi ketemu sama 18 cowok yang semuanya cogan.