12. Manis

3.2K 406 59
                                    

Jaehyun menopang dagu dengan tangan kanan, matanya menatap lembut pada Lian yang sedang makan  steak dengan lahap. Sedikit bersyukur karena Lian menyukai tempat yang sudah dipesannya ini.

"Kok diem aja kak? Gak makan?" tanya Lian dengan mulut penuh.

Jaehyun terkekeh, mengusap sudut bibir Lian yang terdapat saus di sana lalu menjilat jarinya. "Pelan-pelan makannya."

Jantung Lian sepertinya sudah rusak deh.

"Tapi kak, kok sepi banget ya. Ini mau tutup apa gimana?" Lian menoleh kanan dan kiri, sedikit heran karena hanya ada mereka saja di sana.

"Mungkin..."

"Duh kenyang." Lian tersenyum seraya mengusap perutnya yang sedikit menggembung karena kenyang. Membuat Jaehyun terkekeh karena tingkah laku gadis itu.

Seorang pelayan mendekati mereka. Membungkuk hormat. "Selamat siang tuan muda."

Jaehyun hanya tersenyum kecut. Ia menyodorkan kartu kredit berwarna hitam ke pelayan tersebut namun segera ditolak. "Tidak tuan muda. Restoran ini sudah menjadi hak milik tuan."

Jaehyun berdecih, menarik tangan Lian dengan terburu-buru. "Jangan ganggu aku lagi."

Dan mereka berdua meninggalkan restoran mewah itu. Wajah Jaehyun terlihat sangat murung, Lian sampai tidak berani untuk membuka suara.

Sebenarnya apa yang disembunyikan pria ini? Apakah dia sebenarnya selevel dengan Chenle? Atau malah jauh di atasnya?

"Jadi gimana ini? Banyak yang tepar." tanya Johnny melihat banyak korban yang tumbang. Ntah karena masuk angin atau gara-gara sumpuk. Lihat saja nanti, malu-maluin saja.

"Ga tau nih bang." kata Chenle, bingung juga dia. Pangeran china juga banyak yang tumbang. Mungkin karena jetlag.

"Udah sama gue aja." Taeyong tiba-tiba muncul. Mengejutkan semua orang di dalam mobil.

"Kitinyi gi mii ikit, tipi tibi tibi mincil. Ipi-ipiin ini." Jaemin mencibir, mulutnya monyong monyong karena kesal.

"Mau jemput adek gua." kata Taeyong santai.

"Hilih ilisin iji." kali ini gantian Haechan yang mencibir.

Rasanya Taeyong ingin menarik bibir mereka satu persatu karena gemas.

"Udah ah buruan." Taeyong menarik baju Johnny, "Le, keluarin mobilnya."

"Oh... Iya bang."

Dan akhirnya, Johnny  dan Taeyong yang meluncur ke tempat dimana Lian dan Jaehyun berada.

"Lo beneran mau jemput adek lo?" tanya Johnny, penasaran aja karena Taeyong yang tidak muncul selama perjalanan.

Taeyong tersenyum miring, "kagak."

Bangsat, nambah lagi saingan. - Johnny.

"Ya beneran lah bang, menurut lo apa kata mereka kalo gue tiba-tiba muncul. Pasti pikiran mereka kayak lo." kata Taeyong, tertawa keras karena melihat Johnny yang tersenyum canggung.

Johnny mendengus, memfokuskan diri pada kemudi.

"Halo, dimana lo?" Taeyong berbicara dengan seseorang di telfon

"Di lantai 2 bang, di toko buku yak. Novel kesukaan gua udah keluar ini." jawab seseorang di seberang sana. Taeyong hanya mendengus, memposisikan tubuhnya dengan nyaman. Matanya menatap keluar jendela, ini dia yang emang nggak pernah keluar atau semua sudah berubah? Padahal hanya beberapa hari dia tidak keluar.

"Ya udah, ini abang otw sana. Tunggu di tempat ya."

"Siap bang."

Lalu sambungan telfon pun dimatikan. Dan Taeyong kembali melamun, tenggelam dalam pikirannya.

"Ngelamun, kesambet jin toge mampus." kata Johnny, masih sempat berkomentar meski matanya tetap fokus pada kemudi.

"Bacot."

Asyu.

Tak butuh waktu lama bagi mereka berdua untuk sampai di mall yang mereka tuju. Johnny benar-benar sudah lupa dengan tujuan mereka ke sana. Dia sudah menghambur ke bagian pakaian, sibuk melihat baju yang sedang diskon. Dan kesempatan itu digunakan Taeyong untuk mengambil kunci mobil yang menggantung di kantung celana Johnny.

"Gua pinjem bentar. Ntar dibalikin." ucapnya pelan.

--

"Kak aku ke bagian novel bentar ya, ada yang mau aku cari nih, tadi lupa." kata Lian. Jemari Jaehyun masih menempel di tangan Lian. Menggenggamnya erat.

"Oh ya udah, ntar aku tunggu di depan ya. Aku ada urusan sebentar."

Lian mengangguk cepat, segera melesat pergi setelah Jaehyun melepas genggamannya. Sejujurnya Lian merasa tidak nyaman semenjak kejadian di restoran. Tapi dia hanya diam karena Jaehyun pun tidak membicarakan hal tersebut.

"Lian."

Lian yang tengah membayar buku menoleh. Agak kaget karena seseorang yang berdiri di belakangnya.

Iya.

Itu Taeyong.

Taeyong loh.

Taeyong.

Lian berdeham, berusaha bersikap biasa saja. "Loh kok kakak di sini?"

"Ayo pulang. Dicari mama kamu."

"Tapi aku bareng kak Jaeㅡ" ucapan Lian terputus.

"Aku nggak suka kalo kamu jalan sama cowok lain." ucap Taeyong pelan. Tapi tentu saja Lian dapat mendengarnya.

Dan Lian hanya bisa diam saat Taeyong menarik tangannya untuk keluar dari mall.

Ok, Taeyong kesurupan kayaknya.

Tapi kalau di pikir-pikir Taeyong manis juga.[]

"Ayo pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo pulang. Dicari mama kamu."

Kos-kosan NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang