7. Tragedi

4.8K 546 57
                                    

"Wah wah ada siapa ini?" Haechan berkacak pinggang di depan pintu. Maksud hati ingin menyambut kedatangan Lian tapi malah mendapat kejutan tak terduga.

Renjun tersenyum, menepuk pundak Haechan lembut lalu mendorongnya agar tidak menghalangi jalan. "Sialan, lo di sini juga? Kirain cuma Jaemin sama Chenle doang," ungkap Renjun. Memeluk Haechan erat.

"Lo kan kaya sih, ngapain ke sini? Ke hotel aja sana." Haechan melepas rangkulan Renjun. Bergidik geli karena takut disangka homo sama Lian yang notabene ada di sana.

Padahal beberapa bulan yang lalu Haechan sama Renjun mandi bareng waktu ngisi acara bareng di acara Kpop Festival. Fyi, Renjun itu dancer. Dia suka ngecover lagu-lagu NCT Dream yang lagi naik daun. Dan karena dia juga punya wajah yang gak kalah ganteng sama member NCT, jadilah dia di undang kemana-mana.

"Sebagai seorang saudara yang baik harus menjaga adik kecilnya dengan benar dong. Jadi gue mau mantengin Chenle terus."

"Terus tu yang lain kenapa ikut-ikut?"

Renjun senyum kecil, merangkul pundak Haechan dan menyeretnya masuk ke dalam. "Mereka juga sama kayak gue, yuk lah anterin gue keliling."

"Gimana Lucas sama Jaemin?"

Renjun mendengus kecil, "Biasa lah, nggak ada yang mau ngalah. Sama-sama kangen padahal."

Haechan terbahak, membisikkan sesuatu di telinga Renjun sembari menyeret cowok kelahiran China itu untuk mengikutinya masuk ke ruang TV.

Jaemin dan Lucas masih enggan berbicara. Hanya masuk ke dalam rumah tanpa berkata apapun. Lian bahkan mengikuti apa yang mereka lakukan. Bingung. Mau memecah suasana pun pasti akan berakhir canggung.

"Bang, bang, ada anak baru lagi." Haechan dengan semangat mengenalkan Renjun yang berada dalam dekapannya ke Jaehyun dan Taeyong yang sedang menonton TV.

Jaehyun merespon sambil tersenyum hangat, sedangkan Taeyong acuh tak acuh. Dia lebih memilih menonton siaran asian games yang sedang berlangsung sengit. Mulutnya mengunyah popcorn yang tadi dimasak bersama Mark.

Lian muncul, duduk di samping Taeyong yang kebetulan berada dalam jarak terdekat. "Kak minta ya."

Taeyong mengangguk, mengacungkan mangkuk berisi popcorn ke arah Lian dengan mata yang masih tertuju pada TV. Sesekali bibirnya mengerucut dengan gumaman yang tidak jelas karena tersumbat popcorn.

Ternyata kak Taeyong ada sisi manisnya juga - Lian

"Apa lo liat-liat? Suka? Gak makasih, lo bukan tipe gue."

Anjay ngegas.

"Pede amat sih lo, dasar sok ganteng." Lian beranjak setelah melemparkan sisa popcorn ke wajah Taeyong hingga mendapat pelototan tajam darinya.

Dengan angkuh Lian meninggalkan mereka. Meninggalkan kesan yang uwah sekali.

"Anjay, swag banget." - Haechan dengan mata berbinar.

"Kok aku suka ya?" - Renjun yang tersenyum manis, memamerkan gigi gingsul.

"Manis." - Jaehyun yang ikutan pamer, tapi pamer lesung pipi.

"Beautiful girl. I love it." - Lucas yang menaik turunkan alis.

"Gak usah sok nginggris lo!" - Jaemin yang salfok, karena masih kemusuhan.

"Dasar sok cantik." - Taeyong yang wajahnya belepotan popcorn.

Chenle diam saja dari tadi. Sibuk dengan iPhone 15s ples nya. Rupanya dari tadi mama papanya sibuk menelpon karena ingin menanyakan kabar uang di rekening Chenle.

"Anjay, keasikan main, gue sampe lupa kalo duitnya nambah." - Chenle yang panik karena makin bingung buat menghabiskan uang saku.

--

"Eh eh, min parodiin abdullah yuk." Haechan dengan bersemangat menarik lengan Jaemin, menuju lantai bawah tepatnya di ruang tv untuk melakukan niatan mereka. Chenle udah siap di sana dengan handycam keluaran terbaru. Katanya sih baru beli kemarin. Harganya Rp. 69.696.696. mantep kan?

Haechan dan Jaemin udah siap, duduk di lantai deket sofa, tidak berapa lama Mark muncul membawa baskom berukuran sedang. "Biar lebih menjiwai."

Haechan berdeham, menarik napas dalam-dalam.

"Saya akan menyanyikan lagu Abdullah."

Jaemin di sampingnya mengangguk-angguk cengo. Mukanya dibuat polos padahal jatuhnya jadi oon. Tanpa disadari mereka, Lian menonton sedari tadi di lantai atas. Sesekali tertawa karena wajah Jaemin yang gak selow.

"Abdullah, nama ayahnya. Aminah ibundanya."

"Ayuk main yuk." Jaemin berceloteh masih dengan muka cengo sambil natap Haechan yang sibuk sama baskom dan panci di depannya.

"Abu mutholib kakeknya. Abu tholib paman nya."

Jaemin masih muka cengo.

"Khadijah istri setiaㅡ"

BROOTTㅡ

"AYAM AYAM AYAM."

"ANJER, KIRAIN BOONGANㅡEH TAPI KOK BAU. MARK LO KENTUT YA?" Jaemin kalap, teriak kenceng banget sambil berusaha menjauh dari daerah yang telah terkontaminasi hawa tidak menyenangkan.

"Enak aja lo, lo kali yang kentut."

"Weh anjer parah bener baunya. Haechan lo diem aja cepirit apa gimana?!" Chenle nutup hidungnya pake jari. Mukanya yang putih udah pucet banget.

"Ssttt. Woy diem woy, lo pada liat ga putih-putih tadi lewat. Sebelum ada kejadian tadi." Haechan tegang, badannya diem kaku seperti patung liberty.

Pengen tau? Bayangin aja (͡° ͜ʖ ͡°)

Semua diam, bahkan Lian pun diam di lantai atas. Taeyong yang diam sejak tadi pun semakin diam, tidak ada suara. Suasana justru semakin mencekam bagi mereka.

Haechan dapat merasakan bulir keringat sebesar jagung menetes meluncur di jidat nya.

BROOTT BROOTT!!

"Dari sana." Mark menunjuk ke arah belakang ruangan, dimana suara tersebut berasal.

Dengan berani Mark melangkah duluan. Sedangkan yang lain mengikuti di belakang. Malu dong kalo Mark di belakang, secara Lian lagi ngeliatin sekarang. Biar keliatan hebat gitu lahh.

Perlahan mereka mendekat. Suaranya pun semakin besar dari arah kamar mandi.

Brakk!

Dengan kekuatan penuh Mark mendobrak pintu tersebut hingga terbuka. Dan kemudian dia terjatuh terlentang.

"WOYY TIARAPP, GAS BERACUN!!" - Jaemin yang panik sambil berusaha nutup idung pesek nya.

"WOY MARK JANGAN MATI DULU ELAH, LO BELUM BAYAR UTANG KE GUA. MARK BANGUN!" Haechan menyeret tubuh Mark menjauh.

"INDERA PENCIUMAN GUEE AAAAKKKK!!!!" - Chenle.[]

Kos-kosan NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang