18. Halo?

1.3K 211 28
                                    

Sudah terhitung setengah jam Lian membuntuti Doyoung yang menunjukkan beberapa bangunan penting yang harus Lian hapal di hari pertama sekolahnya. Alasan kenapa dirinya tidak langsung dibawa ke ruang kelas adalah karena luas sekolah ini.

Beberapa bangunan berdiri terpencar sehingga Lian harus menghapalnya agar tidak tersesat. Yahh, meskipun tentu saja dia dapat bertanya. Tidak ada salah baginya untuk mengetahui lebih awal dan tidak menyulitkan orang lain.

Suasana benar-benar hening, sedaritadi Doyoung hanya berbicara tentang bangunan saja. Itupun hanya sekenanya saja dan tidak lebih dari 5 kata.

"Ini kantin."

"Ini perpustakaan."

"Ini laboratorium."

"Ini lapangan indoor."

"Ini lapangan outdoor."

"Ini kolam renang."

"Ini lapangan golf."

"Ini arena berkuda."

"Ini arena panjat tebing."

Dan begitu seterusnya, rasanya Lian hanya ingin cepat sampai ke kelasnya dan duduk karena sangat lelah. Sumpah, rasanya benar-benar canggung saat bersama cowok yang kayak kanebo kering ini.

"Nah ini kelas kamu," kata Doyoung pelan, dia menoleh ke belakang sedikit heran karena Lian tidak menyahuti dirinya. Tapi tak berapa lama dia terkekeh. "Bedak lo luntur. Lo pake make-up ke sekolah?" tanyanya, yang dapat Lian pastikan dirinya dalam bahaya sekarang.

 Lo pake make-up ke sekolah?" tanyanya, yang dapat Lian pastikan dirinya dalam bahaya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cuma bedak bayi doang kak."

Doyoung tersenyum tipis, merogoh sakunya dan mengeluarkan sapu tangan berwarna putih dengan bordiran emas bertuliskan DY. "Lap dulu, belepotan kemana-mana tuh."

Lian Cuma diam saja karena sedikit bingung dengan tingkah laku Doyoung. Hanya diam mematung sambil menatap manik cokelat Doyoung.

Doyoung menghela napas perlahan, mengulurkan tangannya untuk mengelap keringat Lian. Bahkan dahinya mengerut lucu karena berkonsentrasi. Lian hanya menahan napas, hanya terdiam saja saat lembutnya sapu tangan Doyoung menyapu wajahnya. Sangat dekat hingga Lian dapat merasakan hangatnya napas Doyoung.

Duh, sial baru masuk sekolah loh ini.

"Udah nih, sapu tangannya bawa aja."

"Ma... makasih kak."

"semangat ya,' katanya pelan, meninggalkan Lian dengan langkah keren setelah sebelumnya mengacak rambut Lian gemas.

Dan Lian hanya mematung dengan jantung yang berdebar kencang.









"Halo, perkenalkan namaku Lian." Lian tersenyum ke seluruh penjuru kelas. Menebarkan senyuman terbaiknya untuk memikat perhatian. Ya, Lian tidak ingin dicap jutek dan menjadi susah mendapat teman, terlebih di sekolah baru.

Kata Mama Lian, berikan senyuman terbaik agar mereka merasa nyaman dan terlihat lebih akrab. Tapi sebenarnya Lian agak sedikit bersyukur sih karena sekelas dengan beberapa anak kosan yang dia kenal.

Ada Jaemin, Haechan, Lucas, dan Mark di sana. Hmm, sepertinya bakalan rame nih mengingat tingkah laku mereka yang absurd. Terlebih Lucas, dia sering sekali melihat Lucas di warung depan rumah saat sedang menyiram tanaman. Terkadang dia menempel di jendela mbak Hyuna sambil memanggil sang empu warung terus menerus selama setengah jam, padahal mbak Hyuna ada di sebelahnya. Belum lagi mbak Hyuna pernah mendatangi Lian dan menitipkan pesan kalau Lucas belum membayar hutangnya selama seminggu.

Lian kan jadi bingung.

Oh itu kan cowok yang di UKS tadi.

"Lian, kamu duduk di samping Hendery ya, Hendery angkat jempol mu."

Ok, ternyata wali kelas Lian, Pak Shindong sangat suka melawak.

Dan lebih kagetnya lagi cowok bernama Hendery itu adalah orang yang sama. Cowok di UKS.

"Ah kesel, ngapain sih lo duduk sama gue?" Lucas nyolot sama Haechan yang juga sedang kesel.

"Lah lo sendiri ngapain minta duduk di sini bego!" - Haechan

"Shut up stupid! Lo nggak bakalan di notice Lian kalo bersikap childish kayak gini." Mark melerai mereka berdua, walaupun hatinya juga dongkol karena ngeliat Lian yang udah ketawa ketiwi sama Hendery dipojokan.

Sial, itu kan tempat yang sangat nikmat. Menyesal rasanya dia duduk di bagian tengah kelas. Mark menoleh ke samping, menatap geli Jaemin yang tertidur di sampingnya dengan air liur yang menempel di ujung bibir.

Dalam batin sedikit bertanya-tanya kenapa cowok di sampingnya ini tertidur pulas di kelas. Padahal biasanya Jaemin yang paling rajin mendengarkan penjelasan guru meskipun masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

"Ahh Lian."

"Goblok, mimpi jorok!" umpat Mark kesal, kaki kanannya sudah melayang menendeng kursi Jaemin hingga cowok tersebut terjengkang. "Mampus! Pervert!"[]

Kos-kosan NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang