16. Lian dan Renjun

3.1K 339 97
                                    

By the way, nggak kerasa besok sudah masuk sekolah. Lian sendiri sudah sehat dan bugar setelah dirawat. Karena trauma, para penghuni kos lebih memilih memesan makanan saja daripada hal seperti ini terjadi lagi.

Lian duduk di balkon lantai 3, menikmati angin yang berhembus pelan membawa udara segar. Keadaan di daerah sekitar rumah Lian memang masih asri. Terlebih Mama Lian pun pecinta tanaman. Jadilah halaman rumahnya yang luas disulap menjadi hutan.

Iya, hutan. Karena pepohonan menjulang tinggi, sedangkan dibagian teras terdapat berbagai macam bunga. Di samping rumah juga terdapat rumah kaca berisi beberapa tanaman indah, di tengahnya terdapat beberapa kursi dan meja untuk bersantai.

"Hey." suara lembut tersebut menyapa indera pendengaran Lian. Ia menoleh, menemukan sosok Renjun yang berpakaian santai di sampingnya.

Menarik kursi di samping Lian, duduk di sana sambil melihat ke sekeliling rumah.

"Selama ini gue nggak merhatiin. Ternyata mama lo pecinta tanaman banget ya," Renjun terkekeh, menumpukan dagunya pada besi pembatas balkon. "Rumah lo sampe kek hutan."

Lian hanya terkekeh menanggapi. Menghembuskan napas panjang, dia melirik ke arah Renjun. "Yang lain kabarnya gimana? Gue nggak nyangka ketemu lo lagi di sini."

"Kabar mereka baik," Renjun menghembuskan napas gusar, dia membuang tatapan jauh-jauh. "Semenjak lo rehabilitasi, mereka udah nyerah."

--

"Numpang kamar mandi sih." Haechan muncul di pintu kamar Mark setelah mengetuk pintu dengan brutal. Sial, padahal Mark masih menikmati waktu santai nya di bawah guyuran shower.

Mark berdecak, melilitkan handuk putih ke bagian bawah tubuhnya lalu beranjak dari depan kamar mandi. Membiarkan Haechan masuk ke sana. Menghembuskan napas kasar, Mark membuka lemari mengeluarkan seragam sekolah nya yang sudah di setrika rapi.

"I love school but i hate study🎶🎵" Mark bersenandung. Jangan tanya judul lagu apa yang dinyanyikan Mark karena dia hanya ngasal saja.

Kini Mark sudah rapi dengan seragamnya. Rambut pun sudah di sisir rapi. Dia meraih tas yang semalam sudah disiapkan dari semalam. Haechan keluar dari kamar mandi.

"Woy anjeng! Pake anduk woy!" Mark histeris, saat melihat Haechan. Sedangkan pria itu hanya tertawa saja sambil memakai handuk yang dilemparkan Mark.

"Halah, sok suci. Kamu lupa kalo kita dulu sering mandi bareng terus cosplay jadi sinchan?" Haechan sok mendramatisir.

Mark menggeleng, tak terima dengan ucapan Haechan yang rasanya menusuk sangat dalam ke relung hatinya.

"Bodo amat lah setan, keluar lo buru! Anduk gue buang aja. Gue nggak mau ketularan panu!"

Dan Mark langsung berlari keluar kamar.




"Ge, ini mau pake yang mana ya?" Chenle melirik ke arah Kun yang sedang menemaninya di dalam truk. Iya, truk yang membawa peralatan sekolah waktu itu.

"Senyaman nya kamu aja."

Chenle mengernyit, telunjuknya berada di bahu. Berpose seolah berpikir padahal kenyataannya tidak.

 Berpose seolah berpikir padahal kenyataannya tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kos-kosan NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang