8. Akrab

4K 476 57
                                    

Lian udah lonjak-lonjak gembira aja waktu tau kalo kakak yang dulu selalu main bareng dia di rumah nenek waktu kecil balik lagi ke Indo dan akhirnya tinggal bareng.

Alasan Lian sama Johnny dekat itu sebenarnya karena nenek. Johnny deket sama nenek dan akhirnya deket juga sama Lian. Lian sih ngerasa nyaman aja. Apalagi rasanya kayak punya kakak sendiri.

Sempat sedih sih waktu Johnny ninggalin dia dan ngelanjutin sekolah ke luar negeri. Tapi saat tau kalau dia balik lagi tuh rasanya kayak seneng banget. Dia bakalan bisa ngabisin waktu bareng Johnny lagi.

"Ih mas, Lian kangen." Lian meluk Johnny dengan erat. Melepaskan rindu yang terpendam lama.

"Sama, mas juga kangen." Johnny balik memeluk, tidak sadar jika seluruh mata di ruangan itu menatapnya tajam.

"Mas emang pindah kemana?" Lian melepaskan pelukannya. Mengerjap lucu sambil menatap Johnny lugu.

'duh, lemah gue.' - Johnny.

"Mas pindah ke UI. Daftar ulang dek."

"Wahh pinter dong. Bisa ajarin Lian berarti."

Dan di saat seperti itu Haechan menyesal karena tidak belajar dengan baik. Jadi nggak bisa ngajarin Lian kan.

"Iya dong." Johnny mengacak lembut rambut Lian. "Anterin mas ke bunda ya? Ada yang mau mas omongin ke bunda."

'duh duh main nya bunda bundaan, syalan.' - All

"Ayo mas, mama ada di belakang."

Heran deh, mama Lian setiap ditanya pasti ada di belakang.

Fyi, mama Lian itu punya halaman luas di belakang. Ada kolam renang, tempat kemah, dan tempat untuk barbeque.  Di sana juga ada beberapa gazebo untuk bersantai. Dan salah satu di bawah pohon dekat gerbang belakang menjadi tempat favoritnya. Karena tersambung ke gerbang belakang, mama Lian jadi lebih mudah kalau mau ngegosip sama tetangga.

Tetangga juga sih seneng karena bisa deket sama mama Lian. Secara, keluarga Lian itu cukup berpengaruh di komplek sana.

"Ma, mas Johnny mau ngekos di sini."

TiffanyㅡMama Lian yang sedang mengobrol bersama beberapa tetangga menoleh. Tersenyum lebar saat mengetahui siapa yang dilihatnya. "Eh, Johnny kapan pulang?"

"Kemarin bunda, hari ini masih nyari kosan. Ehh ternyata bunda buka kosan."

Johnny mencium punggung tangan Tiffany. Duduk di samping wanita setengah baya itu sambil tersenyum ramah.

"Wahh, oleh-olehnya mana nih?"

"Gampang bun, besok Johnny minta kirimin dari rumah ke sini."

"Haha, nggak usah repot-repot ah. Bunda cuma bercanda doang."

"Nggak apa-apa bun, emang udah disiapin kok kalo ketemu."

"Ya ampun, makasih loh nak Johnny. Johnny pasti capek kan? Istirahat dulu sana. Lian anterin ya?"

"Siap Ma."

Lian segera menggandeng tangan Johnny. Johnny mah cuma mesam mesem aja karena seneng. Matanya merhatiin tangan mereka yang saling bertautan. Duh, rasanya jantung Johnny udah nyut-nyutan.

Mereka udah ada di depan lift, nunggu  lift turun ke lantai bawah.

Lian melotot kaget waktu liat Taeyong turun ke bawah, cuma pake anduk doang. Johnny langsung cepet-cepet nutup mata Lian pake tangannya.

"Weh weh aurat di umbar-umbar!"

"Air di atas mati." Udah gitu doang, dan Taeyong langsung menuju kamar mandi yang deket dapur.

Lian masih deg-degan kepikiran sama abs dan tubuh yang setengah basah Taeyong tadi. Duh, untung ada Johnny, kalau tidak mungkin Lian sudah pingsan tadi.

"Dek Lian gapapa?" Johnny mengusap lembut rambut Lian.

"Gak apa-apa mas."

Padahal jantung Lian udah kenapa kenapa dari tadi.

Lift bergerak menuju lantai 3, di sana terdapat 6 kamar yang semuanya masih kosong. Lian segera memimpin jalan di depan. Menunjukkan kamar yang berada di dekat balkon untuk ditempati Johnny.

Pria itu tersenyum, mengusak gemas puncak kepala Lian. "Makasih dek."

Dan dia masuk, meninggalkan Lian dengan pipi memerah.

--

"Lian, air di lantai 2 mati." Haechan mengeluh lesu, wajahnya dibuat-buat agar terlihat begitu menyedihkan.

"Emang lo kamar mana? Ayo gue cek."

Haechan melotot kaget, langsung ngeluarin handphone dan segera membuat peringatan darurat.

Lelaki tamvan

Haichan : guys kode darurat 1, segera hubungi pasukan lain

Jaemintul : pasukan 2 siap menerima tugas

Lelerich : duh duit gw blm diberesin lg

Jaehyun : mau dibenerin ya kran nya?

Ty : y, td gw mandi j k bwh

Markeu : buset dah, terlalu singkat dan sulit di mengerti

Ty : ^bg brti lo

Markeu : gue ga ngerti :)

Jadi begitulah ceritanya dimana penghuni lantai 2 mulai sibuk beresin kamarnya yang acak-acakan karena Lian yang bakalan ngecek kran. Takutnya kan ntar Lian nggak jadi jatuh cinta.

Taeyong tadinya sok nggak peduli pun beresin kamarnya juga. Yang paling parah sih Haechan karena dia belum sempet nyuci baju dan sempak bertaburan. Keringat dingin udah menjalar karena dia sudah terlalu lelah. Padahal tinggal buang sampah doang.

"Chan, gue masuk ya?" Suara lembut disertai bunyi derikan pintu yang terbuka menjadi terasa begitu mengerikan bagi Haechan. Dengan kecepatan kilat, dia segera melempar tumpukan sampah ke dalam lemari baju. Menendang tisu yang tergeletak hingga masuk ke dalam kolong tempat tidur.

Oke, misi selesai.

"Kamar mandinya tapi nggak masalah kan?" tanya Lian. Menuju kamar mandi bersama Haechan yang mengekor di belakangnya.

"Tadi sih nggak masalah, gatau kalo sekarang."

Lian masuk ke kamar mandi, mencoba untuk membuka kran yang katanya bermasalah itu. Tapi saat dibuka air muncrat ke tubuh Lian sampai basah kuyup.

"Duh Lian, lo gapapa kan?"

Lian senyum canggung. Mengangguk cepat karena tatapan khawatir Haechan. "Gue gapapa kok. Lo ada Handuk?"

"Oh oh ada ada." langsung saja Haechan bergegas mencari handuk. Dia membuka lemari danㅡ

Brak!

Sampah-sampah yang disembunyikan di dalam lemari jatuh tepat di kaki Haechan.

duh mampus[]

Kos-kosan NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang