Holla!!!
Maafkan aku kemarin Senin engga update. Aku pergi seharian jadi engga sempet update.
Selamat berlibur untuk kalian semua. Dan juga Selamat Hari Lebaran. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga lebaran tahun ini menjadi berkah untuk kalian semua yang merayakan.Dan sebagai THR nya, selamat menikmati cerita Nothing Like Us. :)
.
.
.
Tidak ada alunan suara yang lebih indah jika dibandingkan alunan suara Nancy ketika menjawab " Ya, aku mau menikah kedua kalinya denganmu ". Suara itu terus berputar di kepala Sean. Menimbulkan sebuah perasaan sukacita yang teramat besar baginya. Kini Sean bisa bernafas lega. Ia bisa kembali membangun mimpinya bersama Nancy setelah banyak hal yang ia renungkan dan ia alami.
Pernikahan kedua Sean dan Nancy menjadi sebuah topik pembicaraan yang begitu hangat di kalangan keluarga William dan juga para pegawai di Will Corporation. Hampir semuanya menyambut dengan penuh sukacita kabar gembira tersebut. Sebagian merasa Sean beruntung bisa memiliki Nancy kembali. Sebagian lagi merasa Nancy lah yang beruntung karena pria sesukses Sean telah jatuh hati kepadanya. Tapi terlepas dari itu semua, Sean dan Nancy sama-sama bersyukur untuk apa yang mereka jalani saat ini.
" Persiapan pernikahan sudah sampai mana, Ma ? " tanya Sean setelah Krystal mendudukan dirinya di sofa yang ada di ruang kerja Sean.
" Sudah 80% sayang. Sisanya, tinggal kau, Nancy, dan juga Olivia fitting untuk pakaian pernikahan kalian, lalu dekorasi saat hari H. " jawab Krystal sambil menceklis persiapan pernikahan Sean dan Nancy yang telah ia catatat di notesnya.
" Kalau begitu, kapan aku, Nancy, dan Olivia bisa fitting terakhir ? " Sean mendudukkan diri disamping mamanya lalu memijat lengan mamanya dengan lembut.
" Lusa, sayang. Akhir pekan nanti kalian sudah menikah jadi harus segera di selesaikan. " jawab Krystal. Ia memandang fokus kearah Sean yang masih memijat lengannya.
" Kenapa mama melihatku seperti itu ? " tanya Sean. Ia masih memijat lengan Krystal. Sedangkan Krystal saat ini sedang tersenyum kepadanya.
" Mama tidak percaya saja. Akhirnya putra pertama mama berhasil membawa kembali cinta yang telah lama hilang. Bahkan beberapa hari lagi kalian akan melangsungkan pernikahan. Ini seperti sebuah hadiah yang teramat indah untuk mama. " jawab Krystal
" Aku juga seperti itu ma. Aku beruntung diberikan kesabaran yang luar biasa ketika mencari Nancy dulu. Jika saja aku tidak sabar, aku yakin hari ini tidak akan pernah ada. Aku juga bersyukur ada Olivia diantara aku dan Nancy. Kehadirannya membuat jalanku untuk kembali bersama Nancy terasa semakin mudah. Mereka anugerah terindah dalam hidupku. " ungkap Sean. Matanya berkaca-kaca. Sekelebat ingatan mengenai kejadian masa lalunya bersama Nancy melintas di benaknya. Sean merasa begitu menyesal akan hal itu. Ia berjanji dalam hatinya akan mengabdikan seluruh hidupnya untuk kebahagiaan Nancy dan Olivia.
" Mama sangat berharap kejadian beberapa tahun lalu tidak terulang lagi, Sean. Mama ingin kalian bahagia bersama selamanya. Mama tidak mau ada perpisahan lagi. " ujar Krystal sambil menggenggam erat tangan Sean. Lagi-lagi Sean menyesali masa lalunya. Perpisahannya dengan Nancy bukan hanya menyakiti hatinya dan Nancy. Namun juga mamanya. Mama yang amat sangat disayanginya.
" Terus doakan Sean dan rumah tangga Sean, ma. Sean berjanji akan terus menyayangi istri dan anak-anak Sean. Sean berjanji akan menjaga mereka dan membahagiakan mereka. " ujar Sean yang langsung mendapatkan pelukan hangat dari Krystal.
" Pasti. Mama pasti mendoakan kalian semua. "
*-*-*-*-*
Sean merengut sepanjang jalan menuju butik milik teman Krystal. Setelah dua hari ini tidak di pertemukan oleh Nancy dan Olivia, Sean pikir hari ini ia akan melakukan fitting bersama dengan calon istri dan putrinya. Namun ternyata, Asher dan Matt lah yang menemaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Like Us [Sequel STAY.2]
General Fiction[Sequel STAY.2] Kisah cinta Sean yang tak semudah dan seindah kisah cinta kakaknya, Sophia William. Sean tahu sekali jika waktu tidak dapat berjalan mundur untuk memperbaiki kesalahannya. Yang Sean tahu perpaduan antara rindu dan penyesalan yang bek...