Happy Reading :)
.
.
.
Pukul 06.30 pagi, Nancy sudah siap dengan setelan kerjanya. Bukan pakaian baru namun cukup layak digunakan untuk hari pertamanya bekerja. Nancy memandang Olivia dengan senyum mengembang. Putri kecilnya itu sudah siap untuk berangkat sekolah. Nancy bersyukur karena jam masuk kantor barunya adalah pukul 08.00. Sehingga Nancy masih sempat untuk mengantar Olivia ke sekolahnya lebih dulu.
" Mumma nanti jemput aku tidak ? " tanya Olivia setelah didandani oleh Nancy
" Akan mumma usahakan ya sayang. Kalau bos mumma mengijinkan, Olivia akan mumma bawa ke kantor setelah pulang sekolah. " jawab Nancy
" Berarti kalau tidak diijinkan aku akan tinggal di sekolah sampai sore ya ? " Nancy membungkuk untuk menyamakan tingginya dengan Olivia
" Olivia, mumma bekerja untuk Olivia. Supaya Olivia setiap Sabtu dan Minggu bisa jalan-jalan dan makan enak. Jadi mumma mohon, Olivia jangan rewel ya jika mumma bekerja. Mumma akan usahakan Olivia bisa ikut mumma ke kantor. Tapi jika tidak, mumma mau Olivia tunggu mumma di sekolah dengan sabar. Okey ? "
Olivia pun mengangguk meski masih dengan lesu. Nancy pun memeluk Olivia dan mencium puncak kepala putrinya itu. Berharap Olivia benar-benar bisa memahami dirinya.
*-*-*-*-*
Nancy tiba di Will Corporation usai mengantarkan Olivia kesekolahnya. Setelah menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, Nancy dengan mantap berjalan memasuki lobby perusahan yang akan menjadi kantor barunya.
" Selamat pagi, ada yang bisa kami bantu ? " tanya seorang staff yang melihat Nancy kebingungan
" Saya ingin bertemu dengan tuan William. " Nancy mengutarakan tujuannya
" Apakah sudah membuat janji ? " tanya staff itu lagi
" Sudah. Saya sekretaris bantuan yang baru. Ini hari pertama saya kerja. " jawab Nancy
" Ah, anda Nancy Jewel ya ? Mari saya antar ke ruang direktur. " ujar staff dan diangguki oleh Nancy.
Nancy bersama staff yang mengantarnya memasuki lift. Lantai 30 adalah tujuan mereka. Nancy merasakan gugup setengah mati. Telapak tangannya basah. Begitu juga dahinya.
TING!
Pintu lift terbuka. Staff mempersilahkan Nancy untuk terus berjalan sedangkan staff itu kembali turun. Nancy melihat seorang pria sedang duduk dan membaca sebuah dokumen di meja dengan tulisan sekretaris. Nancy pun memutuskan untuk mendekati pria itu dan bertanya padanya.
" Permisi. " sapa Nancy
" Ya ? " Nancy dan sang pria yang tak lain adalah Yuta sama sama terkejut ditempat mereka.
" E-ehm say-saya sekretaris bantuan tuan William. " ujar Nancy terbata
" Ya, saya tau. Mari ikut saya. " Yuta memandu Nancy untuk memasuki ruang direktur.
Pintu yang terbuka membuat Sean segera mengalihkan perhatiannya pada siapa yang barusaja membuka pintu ruangannya. Yuta tersenyum lalu membuka pintu jauh lebih lebar. Dan detik itu juga dunia Sean seakan berhenti. Pandangannya terpaku pada sosok wanita berambut panjang yang berdiri di belakang Yuta. Wanita itu sama terkejutnya dengan Sean. Tak pernah menyangka bahwa pada akhirnya mereka harus sampai di jalan ini.
" Permisi tuan, sekretaris bantuan sudah tiba. " ujar Yuta lalu memberi Nancy kode untuk masuk kedalam ruangan Sean. Dan dengan tertatih Nancy melangkah masuk. Detik selanjutnya, Yuta sudah menghilang dibalik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Like Us [Sequel STAY.2]
Ficción General[Sequel STAY.2] Kisah cinta Sean yang tak semudah dan seindah kisah cinta kakaknya, Sophia William. Sean tahu sekali jika waktu tidak dapat berjalan mundur untuk memperbaiki kesalahannya. Yang Sean tahu perpaduan antara rindu dan penyesalan yang bek...