8 - Flashback (2)

2.2K 149 3
                                    

Aku kembali
Selamat hari Senin

.

.

.

Sean membawa Nancy ke rumah yang sudah ia siapkan jauh-jauh hari untuk pernikahannya. Sebenarnya bukan untuk pernikahan Sean dan Nancy. Lebih tepatnya lagi, pernikahan Sean dan Bona. Tapi tiba-tiba saja pengantin wanitanya berganti menjadi Nancy. Kris dan Krystal telah meminta Sean untuk tinggal bersama mereka di mansion William. Tapi, Sean menolak dan berdalih ingin mendekatkan diri pada Nancy dengan memilih tinggal dirumah yang terpisah. Alih-alih mengakrabkan diri, Sean justru mempunyai maksud lain. Menyiksa Nancy.

*-*-*-*-*

Seminggu setelah pernikahan, Sean mulai melancarkan rencananya. Pagi-pagi sekali Sean sudah siap dengan pakaian perginya. Senyum merekah diwajahnya. Senyum pertama yang Nancy lihat usai pernikahan mereka.

" Kakak mau kemana ? " tanya Nancy ketika Sean melewatinya yang berdiri di sisi meja makan. Nancy hendak meletakkan sarapan yang ia buat untuk Sean diatas meja makan. Namun laki-laki itu justru melewatinya begitu saja. Tanpa menjawab pertanyaannya

" Kak! Kakak mau kemana ? " seru Nancy. Gadis itu tak lagi berdiri menanti. Ia bahkan mulai mengejar Sean yang semakin cepat melangkahkan kakinya.

" Kak. " panggil Nancy setelah berhasil mencekal tangan Sean

" Apaan sih!! Lepas! " bentak Sean lalu menyentak tangan Nancy dengan kasar, hingga Nancy terhuyung ke belakang beberapa langkah

" Kakak mau kemana ? Sarapan dulu, kak. Aku udah makan. " tutur Nancy mengabaikan apa yang baru saja ia terima dari Sean

" Engga sudi! " seru Sean lalu bergegas masuk kedalam mobilnya kemudian tancap gas meninggalkan pekarangan rumah sederhana miliknya.

Nancy terpaku ditempatnya. Ia sudah bangun pagi-pagi untuk membuatkan sarapan bagi Sean. Ia berharap dengan moment sarapan bersama, hubungannya dan Sean bisa membaik. Tapi, jangankan sarapan bersama. Memandang masakan buatannya pun Sean tidak sudi. Nancy hanya mampu menghela nafas beratnya. Setelahnya, ia masuk kembali ke dalam rumah. Memakan sendiri sarapan yang ia buat bersama dengan air mata yang berjatuhan. Sebelah tangannya ia gunakan untuk makan dengan sendok. Dan sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk menyeka air matanya.

" Kayaknya pernikahan yang lainnya engga sesedih ini. " keluh Nancy masih dengan setengah makanan di dalam mulutnya.

Merasa tak sanggup lagi memakan masakannya, Nancy bangkit bersama piring-piring sisa makanan menuju ke tempat sampah. Ia membuka tempat sampah dengan kakinya, lalu menuangkan makanan sisa itu kedalam tempat sampah.

" Maaf ya. Kalian terlalu banyak untuk aku sendiri. " lirihnya.

Setelah memberesekan peralatan makannya, Nancy mulai membersihkan rumahnya. Dari luar hingga dalam. Dari bawah hingga atas. Sean sengaja tidak menggunakan pembantu. Katanya ingin memiliki privasi dengan Nancy. Nyatanya, dia ingin menyiksa Nancy lebih keras. Keringat bercucuran dari sekujur tubuh Nancy ketika ia selesai membersihkan rumah sederhana itu. Dilihatnya jam dinding, menunjukkan pukul 15.00. Sangat lama untuk membersihkan sebuah rumah sederhana. Tak ada pilihan lain selain mengerjakan semuanya seorang diri. Sama seperti pernikahannya. Tak ada pilihan lain selain menjalaninya seorang diri.

*-*-*-*-*

Nancy harap-harap cemas menatap kearah jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul 00.00. Tapi Sean tak menunjukkan tanda-tanda kepulangannya. Nancy terus mondar-mandir di balik pintu rumahnya. Sesekali mengintip keluar jendela. Namun kepekatan malam adalah satu-satunya hal yang ia lihat. Hingga akhirnya, Nancy memilih untuk mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Masih dengan keputusannya untuk menunggu kepulangan Sean.

Nothing Like Us [Sequel STAY.2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang