Siang itu.
Dibawah terik matahari.
Didalam suara dari teman sekitar.
Duniaku terasa kuberhentikan sendiri.
Mataku terpaku pada kamu yang menunduk, ikut memahami perkataan seseorang diseberang sana yang sedang teman kita hubungi.Fokus ku tak lagi seimbang.
Nada-nada lagu seketika terngiang dikepala.
Mataku terpaku beberapa detik.
Menikmati yang tak dapat kugenggam.Menikmati takdir yang tak pernah bisa kujadikan masa depan.
Menikmati yang nanti tak akan kulihat lagi.Aku hanya bisa merekammu dibagian paling penting memoriku.
Mana tahu nanti aku rindu wajahmu.Dan saat melihatmu, aku kembali menghilangkan satu niat bodohku.
Sepertinya akan kubiarkan saja rasa ini tinggal tanpa pernah terucap.
Biarkan aku lupa seiring berjalannya waktu.
Biarkan aku belajar dan terus belajar melupakan yang tak pernah kugenggam.Biarkan aku untuk hari itu menyukaimu lagi seperti pertama kali tahu bahwa aku terkurung dalam hatimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Kisah Akhir
PoetryBait-bait kata ini masih teruntuk kamu yang tanpa sadar semakin menghilang diujung senja. Dan aku yang semakin sakit karena harus merelakan senjaku hilang.