"Eunbi, lo baik-baik aja kan?" Dahyun dan Eunseo datang ke sisi lapangan menghampiri Eunbi. Mereka tampak panik.Luka Eunbi tengah dibersihkan oleh cowok yang tadi membawa Eunbi ke pinggir lapang. Eunbi hanya meringis menahan perih.
"Ya ampun Eunbi. Ini luka lo parah banget!" Eunseo menjerit.
"Gak apa-apa kok. Ini abis dibersihin juga pasti baikan." sahut Eunbi berusaha menenangkan Eunseo.
"Kayak gini tuh bukan gak apa-apa," cowok yang sedang sibuk membersihkan luka Eunbi ikut berbicara.
"Luka lo udah parah banget. Lutut lo penuh darah, betis lo penuh sama lecet terus lo masih berani bilang gak apa-apa?"
Eunbi merasa kesal. Ada hak apa cowok ini ikut campur atas luka dirinya?
"Sorry nih ya. Gue berterima kasih banget lo perhatian sama luka gue. Gue seneng banget lo mau bantuin gue, nolongin gue, ngebersihin luka gue,"
Eunbi menghela nafasnya lalu menghembuskannya dengan kencang,
"Tapi serius, gue gak butuh lo marahin sekarang! Gue gak butuh lo teriak-teriak sok-sokan ngasih tau gue akan kondisi gue sendiri. Gue jelas tau kondisi gue sendiri gimana. Bukan urusan lo, serius deh! Emang lo siapa?"
Cowok yang tadinya sibuk membelit lutut Eunbi dengan kassa itu menghentikan pekerjaannya sesaat, menatap Eunbi tajam.
"Sorry juga ya KAK. Kayaknya kita perlu kenalan dulu,"
Cowok itu mengulurkan tangannya ke hadapan Eunbi.
"Nama gue Jihoon, Kak. Angkatan 17, staff divisi medik,"
"Dan semua hal yang lo bilang lo gak suka itu emang tugas gue sebagai staff medik, kak."
Eunbi nervous lagi.
💎💎💎