Eunbi cuman bisa nangis di kamar kos-kosannya sekarang.
Sedari tadi, handphone-nya berdering tanpa henti dan Eunbi memilih untuk tidak peduli. Pikirnya, paling hanya chat dari grup kelas.
Toh sekarang, melihat handphone aja rasanya gak sanggup.
Gak sanggup untuk melihat chat terakhir dari kak Taehyung yang ngajak Eunbi untuk ketemuan.
Eunbi sebenarnya senang diajak ketemuan sama kak Taehyung setelah satu minggu cowok itu sibuk sama urusannya sendiri.
Tau-taunya Eunbi diputusin.
Eunbi gak pernah tau sakitnya diputusin itu ternyata kayak gini, karena kak Taehyung itu yang pertama untuk dia.
Makanya Eunbi memilih untuk bolos semua kelas mata kuliah hari ini dan memilih melanjutkan tangisannya. Seharian.
Toh dia gak sanggup juga buat ketemu atau liat wajah kak Taehyung di kampus.
Tisu?
Jangan dihitung. Udah habis banyak dan Eunbi gak peduli sama sampah tisu yang berserakan di sekeliling kasurnya."Eunbi... buka pintunya dong."
Eunbi terkejut, ada seseorang memanggilnya di balik pintu kamar kosnya.
"Bi, gue tau ya lu ada di dalem. Buka elah!"
Eunbi tau ini suara siapa.
"Gue lagi gak mau ketemu siapa-siapa. Lo pulang aja, Donghan."
"Yaelah, Bi. Lo kan udah janji mau ngeliatin gue laporan praktikum punya lo. Gak kasian apa lo sama gue? Besok dikumpul, Bi. Please."
Eunbi menghela nafasnya kasar mendengar suara Donghan.
Memang sih, praktikum minggu lalu Eunbi selamat karena Donghan mau meminjamkan jas lab miliknya pada Eunbi.
Sedangkan Donghan sendiri jadi terlambat karena harus mencari jas lab pinjaman, sehingga cowok itu tidak mendengarkan materi pengantar praktikum dari asisten lab.
Masih untung Donghan diizinkan ikut praktikum walau telat. Tapi Eunbi rasanya jadi gak enak, makanya minggu lalu Eunbi janji mau ngasih liat laporan praktikum miliknya pada Donghan.
Mau gak mau Eunbi jadi mengusap air mata yang ada pada wajahnya dan bergegas membuka pintunya untuk menemui Donghan.
Eunbi gak peduli pada tampangnya. Toh, Donghan udah biasa liat jelek-jeleknya Eunbi.
"Masuk." ujar Eunbi sesaat setelah membuka pintu kamarnya.
Donghan tidak segera menuruti perintah Eunbi. Cowok itu malah tertawa terbahak-bahak.
"Jadi lo beneran diputusin? Muka lo jelek banget."
Hati Eunbi jadi panas lagi mendengarnya, "Donghan, please deh."
"Iya deh iya, gue masuk nih."
Eunbi segera menutup pintu kamarnya kembali saat Donghan sudah masuk dan duduk di kursi belajarnya.
"Lo gak masuk gara-gara diputusin?" tanya Donghan lagi.
Eunbi mendelik, "Udah lo salin aja buru, terus pulang."
Donghan mengambil kertas polio bergaris dari tasnya dan mulai menulis.
Tapi memang mulutnya tidak bisa diam.
"Kak Taehyung tadi udah jalan sama cewek baru. Gak usah ditangisin lagi."
Eunbi merebahkan tubuhnya di kasur, "Gak peduli."