Eunbi sibuk berkeliling dari satu rak ke rak yang lainnya di perpustakaan. Dosennya tiba-tiba memberi tugas analisis sehingga Eunbi tidak bisa asal tembak jawaban dan harus berdasarkan sumber yang kuat.
Baru saja tangan Eunbi ingin menggapai buku yang berada tepat di depannya, matanya menangkap bayangan seseorang dari celah-celah sempit antara rak dan buku yang juga berada di depannya itu.
Mata itu juga balik menatap mata Eunbi.
Tanpa pikir panjang Eunbi bergegas pergi dengan buku pada genggamannya.
Ingat, cowok itu belum mendatangi Eunbi untuk mengajaknya berbaikan.
Eunbi masih marah padanya.
"Dahyun, gue udah dapet bukunya. Keluar, yuk!" ajak Eunbi menghampiri Dahyun yang sedang membaca buku di salah satu sudut perpustakaan.
"Buru-buru banget, sih. Katanya mau di sini sampai deket jam praktikum? Masih 2 jam lagi." ucap Dahyun heran.
Eunbi menggelengkan kepalanya, wajahnya berbalik untuk mencari keberadaan Hoshi yang bisa saja tiba-tiba ada di depan Eunbi. Eunbi ingin menghindarinya, "Enggak. Gue mau keluar aja."
Dahyun mendesah, "Lagi asik baca. Lo duluan aja, nanti gue nyusul."
Eunbi mengangguk setuju. Pokoknya harus cepet-cepet pergi.
Dahyun menatap punggung Eunbi yang menjauh sebelum akhirnya kepalanya bergerak bebas untuk mencari seseorang.
Dan benar saja, ternyata ada Hoshi di sini. Alasan mengapa Eunbi terburu-buru ingin pergi.
"Kak, sini!" panggil Dahyun.
Hoshi kenal Dahyun -sahabat baik Eunbi- yang ia sendiri jarang mengobrol dengannya. Makanya Hoshi sedikit terkejut saat dipanggil Dahyun.
Tapi cowok itu nurut aja. Langsung teringat Eunbi begitu melihat Dahyun.
"Kenapa?" tanya Hoshi.
Dahyun tersenyum canggung, "Gue mau minta maaf dulu. Gara-gara gue, lo berantem sama Eunbi. Maafin ya, kak."
Hoshi mengangguk, ia ingat Eunbi pernah bilang jika Dahyun lah yang memberitahu dirinya mengenai ia dan Yuju.
"Udah jalannya gini kali ya. Gak apa-apa kok." jawab Hoshi berusaha tersenyum.
Dahyun menatap Hoshi dengan penuh rasa penyesalan, "Gak niat baikan, kak?"
"Enggak tau. Eunbi kayaknya benci banget sama gue." keluh Hoshi.
Dahyun tau, ia harus memperbaiki ini semua.
"Kak, kalau gue boleh bilang, sifat Eunbi emang kayak gitu. Dia keliatan gak suka, padahal apa yang ada di dalam hatinya itu yang sebaliknya. Dia frontal bilang gak suka, padahal dia selalu terima dan menghargai apapun yang dilakuin orang lain,"
"Eunbi emang keliatan gak peduli sama kakak, tapi nyatanya Eunbi sayang banget sama kakak. Dia selalu nangis diem-diem, gue pernah gak sengaja liat dia nangis waktu di toilet, tapi dia gak pernah mau ngaku. Dia cuman gak tau cara ekspresiin perasaan dia sendiri. Makanya dia suka keliatan marah,"
Hoshi menatap Dahyun, "Selama ini, gue selalu ngerasa apa yang gue lakuin buat Eunbi itu salah. Karena pasti Eunbi ada protes sama gue. Dia selalu marahin gue, tapi gue selalu terima aja dimarahin dia,"
"Bodo juga sih gue kok bisa naksir berat sama dia padahal gue kena marah mulu,"
"Tapi akhirnya gue sadar, cuman dia yang bisa bikin gue ngontrol diri gue sendiri,"
"Semua bilang gue kocak dan lucu. Tapi kadang sikap gue buat bikin suasana asik itu keliatan nyebelin buat beberapa orang, karena gue nyinggung perasaan mereka secara langsung ataupun gak langsung,"