||04||

8 1 0
                                    

Menyalahkan

Bel tanda jam pulang telah di bunyikan sejak lima menit yang lalu, dan Kelas Calla sudah sangat sepi. Hanya tersisa Calla dan nayya di dalamnya. Keduanya duduk di bangku paling depan, bersebelahan, Namun tidak ada yang membuka suara.

"Sebenarnya kenapa?" Nayya membuka suara, sedikit kemiringan badannya menghadap Calla. Calla diam tidak menjawab.

Menurutnya lebih baik diam, daripada menjawab.

Nayya menghela nafas jengah. Bukan satu, atau dua kali calla seperti ini, tapi berkali-kali setiap calla mempunyai masalah selalu seperti ini.

"Kamu ada masalah sama Rafi?"

Calla menarik nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Nayya.

"Nggak, Cuman lagi nggak mood aja ngomongin dia" sebisa mungkin calla mengatur tutur katanya dan juga ekspresi nya. Berniat membohongi Nayya lagi.

"oke, aku percaya Rafi nggak ngapa-ngapain kamu. Tapi aku cuman pengen kamu jujur."ujar Nayya.

"apa?"calla bertanya, saat ini a masih menutup rapat sebuah jawaban dari pertanyaan Nayya.

"apa yang kamu tau tentang Rafi?"Tanya Nayya. Nayya mengenggam pergelangan tangan calla, seolah sangat menuntut jawaban calla itu.

"Apa? Aku gak tau, mungkin kamu yang tau tentang Rafi " ujar calla.

Nayya menghela nafas. Ia pasrah, Karena mau bagaimanapun dia menuntut calla untuk jujur, calla tidak akan melakukan itu.

" Aku pergi duluan, percaya atau enggak, aku udah berusaha untuk bikin kamu percaya"Selanjutnya calla pergi meninggalkan Nayya yang masih terdiam didalam kelas.

Calla melangkah cepat menyebrang jalan raya yang sepi, ia melihat kanan - dan kiriny menunggu taksi yang biasanya melintasi setiap jam pulang sekolah. Calla tersenyum tipis saat melihat mobil berwarna biru yang tidak jauh dari pandangannya,lantas calla memberhentikan taksi tersebut.

Setelah memasuki taksi tersebut, calla mengatakan tempat tujuan pada supir taksi, tidak lama kemudian taksi itu jalan.

Taksi tersebut berhenti karena sudah sampai di tujuan, calla berterima kasih kepada supir tersebut dan langsung berjalan untuk menyebrang. Namun, saat ini menyebrang seseorang menarik lengannya, Mau tak mau calla tersungkur ke belakang.

"Kamu gila!"Ujar calla saat mengetahui orang itu adalah Rafi.

"Kalau mau ngomong Nggak usah pake tarik tarik segala"Lanjut calla.

Rafi tersenyum miring.

"lo yang gila! Tadi lo cerita sama Nayya tentang gue sama lo nggak baik baik aja. Dan sekarang lo mau bikin Nayya sakit hati dengan ulah lo sendiri!?"

"kamu bukan remote control aku! Mau aku ngapain, atau aku sama siapa, itu bukan urusan kamu! Yang jadi urusan kamu itu Nayya!"Sentak Calla

Ia tidak tahu dapat keberanian darimana untuk menyetak rafi.

"gue pacar lo!"

"bukan! Kamu pacar Nayya bukan pacar aku!"Jawab calla menggeleng. Terdengar jelas Nada bergetar pada kalimatnya.

Rahang Rafi mengeras, ia semakin menyengkram erat lengan Calla

"NAYYA CEWEK YANG GUE SAYANG! JELAS GUE BELA DIA!"

PLAKK
.
.
.
.
Bersambung

About youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang